Hutan Alam Seluas 2/3 Jawa Bisa Hilang di Provinsi Baru Papua

Penulis : Kennial Laia

Hutan

Rabu, 24 Januari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Hutan alam seluas 7,5 juta hektare atau dua per tiga luas Pulau Jawa berpotensi hilang di Tanah Papua. Menurut Greenpeace Indonesia, yang mengeluarkan angka tersebut, hal ini akan didorong oleh pembangunan di empat provinsi baru: Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. 

Pembangunan ini juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di empat provinsi tersebut. Menurut juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia, Nicodemus Wamafma, provinsi baru ini membutuhkan lahan yang luas. Di antaranya untuk perkantoran, infrastruktur pendukung, serta untuk memulai pertumbuhan ekonomi. 

“Dengan daya dukung fiskal yang lemah dan terbatas sebagai daerah otonomi baru dalam rangka membiayai pemerintahan dan pembangunan daerah, maka provinsi baru akan fokus mendorong kehadiran investasi berbasis lahan dengan harapan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah,” kata Nicodemus, Senin, 22 Januari 2024, dikutip Jubi

“Jika tidak dilakukan dengan pendekatan pembangunan yang bijaksana dan baik maka pemekaran provinsi maupun kabupaten-kota akan berdampak pada kerusakan lingkungan termasuk deforestasi hutan alam di Tanah Papua,” ujar Nicodemus. 

Tampak dari ketinggian hutan alam di Tanah Papua./Foto: Auriga Nusantara

Greenpeace Indonesia mencatat 641.400 hektare hutan alam hilang di Tanah Papua dalam dua dekade terakhir. Sebagian besar kehilangan ini terjadi di kabupaten Merauke, Boven Digoel, Nabire, Mimika, Fakfak, Teluk Bintuni, Mappi, Manokwari, Sorong, dan Kaimana. 

Selama era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepaskan lebih dari 296.378 hektare hutan alam. Alokasi lahan ini termasuk untuk Proyek Strategis Nasional Food Estate, infrastruktur jalan, dan jembatan Trans Papua sepanjang 4.600 kilometer. 

Greenpeace Indonesia juga mencatat 1,88 juta hektare hutan alam Papua dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. 

SHARE