LIPUTAN KHUSUS:

Operasi Guntur 2023 Sita 2.114 Spesies Terancam Punah


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Hampir semua kejahatan lingkungan memiliki kaitan dengan bentuk-bentuk kejahatan lainnya dan memiliki kaitan yang kuat dengan kelompok-kelompok kejahatan terorganisir lintas negara.

Biodiversitas

Kamis, 04 Januari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Satwa langka termasuk gajah, badak, dan trenggiling, serta kayu yang dilindungi, terutama kayu keras tropis, telah disita dalam operasi gabungan bertajuk Operasi Guntur. Operasi ini melibatkan Interpol dan Organisasi Bea Cukai Dunia atau World Customs Organization (WCO) dan dimaksudkan untuk menghentikan perdagangan satwa liar dan kayu.

Dalam rilis resmi kegiatan itu diuraikan, selama 2-27 Oktober tahun lalu, petugas bea cukai dan polisi mengkoordinasikan sekitar 500 penangkapan di seluruh dunia dan lebih dari 2.000 penyitaan hewan dan tumbuhan yang dilindungi oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Tumbuhan dan Satwa Liar yang Terancam Punah atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), karena statusnya yang terancam punah. Setiap perdagangan yang dilakukan dengan melanggar CITES adalah ilegal.

Operasi global yang diberi nama Operasi Guntur (Operation Thunder) ini melibatkan polisi, bea cukai, pengawasan perbatasan, lingkungan hidup, satwa liar, dan pejabat kehutanan di 133 negara yang bekerja sama lintas batas. Ini menandai tingkat partisipasi tertinggi dalam Operasi Guntur sejak kampanye penegakan hukum tahunan diluncurkan pada 2017.

Di antara 2.114 penyitaan tersebut, terdapat lebih dari 300 kg gading gajah, ribuan telur penyu, 30 ton tanaman, puluhan bagian tubuh kucing besar dan cula badak, serta primata, burung, dan spesies laut. Pihak berwenang juga menyita 2.624 meter kubik kayu yang setara dengan 440 kontainer pengiriman standar.

Badak bercula satu berjalan dengan anaknya di Taman Nasional Kaziranga, di negara bagian Assam, India timur laut./Foto: AP/Anupam Nath

Meskipun hasil Operasi Guntur 2023 masih terus berdatangan, data awal telah memungkinkan polisi dan bea cukai untuk mengidentifikasi beberapa tren yang jelas, yakni:

  • 60 persen kasus perdagangan satwa liar terkait dengan kelompok kejahatan transnasional terorganisir, yang beroperasi di sepanjang rute yang juga dikenal sebagai jalur penyelundupan produk ilegal lainnya.
  • Reptil dan biota laut yang dilindungi dieksploitasi untuk fashion merek-merek mewah.
  • Platform penjualan online masih digunakan untuk menjual satwa liar, kayu, dan barang laut.
  • Kayu ilegal dan kayu legal dicampur untuk pengangkutan sehingga sulit untuk mendeteksi kayu yang ditebang secara ilegal.
  • Kelompok kejahatan transnasional terorganisir melakukan pemalsuan dokumen tingkat tinggi, terutama penggunaan sertifikasi palsu dan izin CITES serta penggunaan ulang izin.

"Hewan, burung, dan tumbuhan penting dan terancam punah kini berada dalam risiko kepunahan oleh penyekundup satwa liar dan kayu. Kejahatan-kejahatan mengerikan ini tidak hanya merampas kekayaan hewan dan tumbuhan unik dunia, namun juga aset dan sumber daya alam negara-negara tersebut," kata Jurgen Stock, Sekretaris Jenderal Interpol, dalam sebuah rilis, 14 Desember 2023 lalu.

Jurgen Stock mengungkapkan, kerugian yang ditimbulkan terhadap masyarakat bahkan lebih besar lagi. Karena seperti yang ditunjukkan oleh Operasi Guntur, hampir semua kejahatan lingkungan memiliki kaitan dengan bentuk-bentuk kejahatan lainnya termasuk kekerasan, korupsi dan kejahatan keuangan, tetapi juga memiliki kaitan yang kuat dengan kelompok-kelompok kejahatan terorganisir lintas negara.

"Ketika dunia bergulat dengan konsekuensi yang menghancurkan dari degradasi lingkungan dan kepunahan spesies, Interpol dan WCO muncul sebagai pemimpin dalam menjaga keanekaragaman hayati dan keamanan dunia," katanya.

Sekretaris Jenderal WCO Dr Kunio Mikuriya menambahkan, sebagai bagian dari strategi yang komprehensif, bea cukai memainkan peran penting dalam mengganggu jaringan kriminal yang terlibat dalam perdagangan satwa liar ilegal. Hal ini dicapai dengan menegakkan kontrol yang ketat di perbatasan, yang secara efektif menutup jalan untuk eksploitasi dan keuntungan finansial yang tersedia bagi para pedagang.

"Di garis depan strategi ini, pegawai bea cukai berbagi informasi intelijen, mengedepankan kolaborasi, dan mengadopsi kemajuan teknologi. Langkah-langkah ini sangat penting untuk tetap selangkah lebih maju dari para pelaku kejahatan, sehingga memastikan bahwa kontribusi bea cukai dalam memerangi kejahatan terhadap satwa liar bersifat dinamis, responsif, dan adaptif," ujarnya.

Interpol dan WCO berbagi informasi intelijen, mengoordinasikan investigasi, dan menyatukan sumber daya mereka untuk memungkinkan polisi dan petugas bea cukai di garis depan dalam menargetkan, mengidentifikasi, dan menangkap pelaku perdagangan gelap, termasuk mereka yang beroperasi secara online, ketika mereka mencoba menyelundupkan satwa atau kayu lintas batas.

Para pelaku yang diketahui sebagai buronan melalui sistem peringatan Red Notice Interpol diidentifikasi sebelum operasi dan kemudian menjadi target ketika melintasi perbatasan.

Ratusan kendaraan, termasuk mobil, truk, dan kapal kargo, digeledah di pos-pos pemeriksaan di seluruh wilayah. Anjing pelacak dan pemindai sinar X dikerahkan untuk mendeteksi satwa liar yang disembunyikan dan pengiriman kayu yang disamarkan. Ratusan paket, koper, kendaraan, kapal, dan kapal kargo diperiksa karena sering kali digunakan untuk menyembunyikan satwa liar yang diangkut.

Menurt Sekretaris Jenderal CITES Ivonne Higuero, hasil Operasi Guntur 2023 menunjukkan bahwa respon yang kuat dan terkoordinasi antar pihak sangat penting untuk mengatasi jaringan kriminal transnasional yang terlibat dalam kejahatan terhadap satwa liar.

"Upaya yang terarah, terpadu, dan terkoordinasi dengan baik seperti yang dikerahkan melalui operasi global ini sangat diperlukan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kejahatan terhadap satwa liar," ucap Ivonne Higuero.