LIPUTAN KHUSUS:

Kpopers Kampanye Antigreenwashing Fesyen Mewah di COP28


Penulis : Gilang Helindro

Kpopers menginginkan industri fesyen berhenti menyembunyikan komitmen iklim yang lemah dibalik para bintang.

Lingkungan

Jumat, 08 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Penggemar K-pop, termasuk fanbase di Uni Emirat Arab, menyerukan pemimpin dunia, perwakilan industri fesyen untuk berhenti menggunakan bahan bakar fosil dan beralih pada energi terbarukan. Seruan ini disampaikan di perhelatan COP28 di Dubai, UEA.

Shia, pengurus fanbase Seventeen UEA, salah satu partisipan dalam aksi, menyebut rumah fesyen mewah seperti Chanel dan Dior telah lama memakai bintang K-pop untuk menjangkau anak muda, terutama di Asia. Namun, di saat ada ancaman nyata bahwa Bumi akan mencapai titik didih global, para penggemar menginginkan industri fesyen berhenti menyembunyikan komitmen iklim yang lemah dibalik para bintang.

“Sebagai penggemar yang berbasis di UEA, di mana COP28 berlangsung, kami berharap menyebarkan kesadaran tentang aksi iklim,” ungkap Shia dalam keterangan resminya Rabu, 6 Desember 2023.

Penggemar K-pop global melakukan aksi daring di Instagram, Twitter, dan TikTok dengan menandai (tag/mention) perwakilan industri fesyen dan pemimpin dunia yang disatukan oleh Piagam Industri Fesyen PBB untuk Aksi Iklim, untuk mendengarkan suara generasi masa depan. 

Blackpink terpilih sebagai duta Konferensi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh PBB. Foto:Kpop4Planet

Aksi daring ini diorganisir oleh Kpop4planet, platform iklim oleh penggemar, sebagai bagian dari kampanye untuk meminta rumah fesyen mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent menetapkan target ambisius dan mengambil aksi iklim nyata dengan beralih ke energi terbarukan sepenuhnya pada 2030, termasuk di rantai pasok mereka.

Dayeon Lee, juru kampanye Kpop4Planet di Korea Selatan menyebut, dalam laporan Kpop4Planet yang memberikan peringkat kepada merek berdasarkan informasi tersedia secara umum terkait dengan target iklim dan emisi, keempat merek tersebut gagal dalam hal komitmen iklim dan investasi pada energi terbarukan untuk rantai pasok mereka. 

“Penggemar K-pop tidak hanya peduli dengan aktivitas idola mereka sebagai duta merek mewah, tetapi juga dengan masa depan bumi. Ini saatnya bagi rumah fesyen mewah untuk berhenti melakukan greenwashing,” kata Lee.

Sejak kampanye diluncurkan, petisi Kpop4Planet telah mengumpulkan tanda tangan lebih dari 11,700 penggemar K-pop dari 69 negara, termasuk Perancis, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, dan Indonesia. Petisi tersebut dikirimkan sebagai bagian dari aksi protes yang berlangsung selama Paris Fashion Week pada bulan September. Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari merek tersebut, kecuali Saint Laurent. 

COP28 menjadi tahun kelima sejak merek dan produsen bergabung dengan Piagam Industri Fesyen PBB untuk Aksi Iklim. Meskipun terdapat peningkatan sebesar 16 persen dalam melaporkan dampak iklim sejak tahun 2020, hanya 45 persen penandatangan yang telah menetapkan target iklim publik yang diperlukan untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, dan hanya 42 persen penandatangan yang telah menetapkan target 100 persen energi terbarukan dalam operasi mereka pada tahun 2030. Inilah sebabnya, pada COP28, para penandatangan harus menunjukkan komitmen iklim yang lebih ambisius dan kolaboratif untuk mencapai target Piagam.

“COP28 adalah tempat yang tepat untuk mereka menunjukkan posisinya sebagai pemimpin industri fesyen dengan mengambil aksi untuk lingkungan. Kami tidak akan berhenti sampai kami mendengar target pengurangan emisi absolut dari merek tersebut serta rencana untuk beralih ke energi terbarukan,” lanjut Lee.