LIPUTAN KHUSUS:
Fans: Kpop Bukan Alat Greenwashing Brand Mewah
Penulis : Gilang Helindro
Fans Kpop di enam kota, termasuk Jakarta, menuntut merek mewah mengurangi emisi mereka dengan berhenti menggunakan batu bara dan beralih ke 100 persen energi terbarukan di seluruh rantai pasoknya.
Lingkungan
Kamis, 28 September 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Penggemar Kpop (Kpopers) melakukan aksi di enam kota besar dan menyerukan merek mewah, seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent untuk berhenti melakukan “K-washing” yang memiliki makna menyembunyikan lemahnya komitmen iklim mereka di balik kekuatan komitmen lingkungan Kpop.
Jevon, anggota dari fanbase Blackpink, Blink Official Indonesia menyebut, Blackpink dikenal dengan advokasi lingkungannya pada COP26. “Kami bangga dengan Blackpink dan berharap merek-merek mewah yang bekerja sama dengan Blackpink tidak menggunakan image baik tersebut untuk melakukan greenwashing tanpa menunjukkan aksi iklim yang nyata dan berani untuk lingkungan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 26 September 2023.
Sebagai bagian dari kampanye Kpop 4 Planet yang bertema Unboxed: High Fashion, High Carbon, fans Kpop menampilkan tuntutan serta pesan penggemar dengan truk MobileLED yang telah berkeliling di enam kota besar. "Seperti New York, London, Paris, Tokyo, Seoul, dan kini di Jakarta,” katanya.
Kpop 4 Planet adalah organisasi iklim untuk dan dari penggemar Kpop yang mencintai bumi dan Kpop idola mereka. Melalui kampanye ini, ribuan penggemar menuntut komitmen iklim yang lebih besar dan berani dari merek-merek mewah untuk memerangi krisis iklim.
“Merek mewah berlomba-lomba menggunakan idol Kpop untuk menargetkan konsumen dari generasi muda, khususnya penggemar Kpop, tapi sebagai penggemar yang peduli dengan lingkungan dan akan mewarisi bumi ini, kami bertanya-tanya mengapa merek mewah justru tidak menunjukkan tanggung jawab untuk melindungi lingkungan,” kata Dayeon, juru kampanye Kpop 4 Planet di Korea Selatan.
“Inilah mengapa penggemar Kpop menuntut merek mewah mengurangi emisi mereka dengan berhenti menggunakan batu bara dan beralih ke 100 persen energi terbarukan, bukan hanya di toko dan kantor, tetapi di seluruh rantai pasoknya,” lanjut Dayeon.
Dengan menggunakan truk MobileLED, Kpop 4 Planet menggunakan slogan dalam setiap kampanye, seperti “Penggemar K-pop peduli lingkungan. Merek mewah tunjukkan cintamu untuk lingkungan secara nyata!” dan “High fashion, greenwashing gak bikin keren!” truk-truk tersebut muncul di landmark populer kota-kota besar seperti Times Square di New York, Eiffel Tower di Prancis, dan Monas di Jakarta, serta di pusat perbelanjaan di mana terdapat toko-toko merek mewah seperti Gucci, Dior, dan Louis Vuitton.
Selain muncul di landmark, truk tersebut juga berkeliling di distrik mewah masing-masing kota, di mana ribuan pembeli dan penjual dapat melihat pesan penggemar Kpop, termasuk tuntutan untuk merek high fashion agar beralih ke 100 persen energi surya dan angin untuk produksi mereka.
Aksi ini menandakan pertama kalinya penggemar Kpop melakukan solidaritas iklim skala internasional dengan mencakup fanbase global seperti Blackpink France, Blackpink Mexico Union, Blackpink Costa Rica, Jisoo Nation, Blink Official Indonesia dan BTS Army Indonesia Amino.
Pada Agustus 2023, penggemar Kpop bersama dengan Kpop Planet dan organisasi iklim dari Australia merilis penilaian terhadap komitmen iklim dari empat merek mewah seperti Chanel, Celine, Dior, dan Saint Laurent, yang direpresentasikan oleh member Blackpink sebagai duta mereknya.
Keempat merek tersebut dinilai gagal dalam komitmen iklimnya, dengan Saint Laurent dimiliki oleh Kering, di posisi terbaik dengan nilai buruk, Celine dan Dior, yang dimiliki oleh konglomerat LVMH bernilai sangat buruk, dan Chanel berada di posisi terendah dengan nilai sangat buruk sekali.
Kampanye Kpop 4 Planet ini bertujuan mendorong merek high fashion untuk berkomitmen dalam penggunaan 100 persen energi terbarukan di rantai pasok mereka pada tahun 2030, menetapkan target pengurangan emisi secara absolut sebesar 43-48 persen pada 2030, dan memberikan transparansi kepada publik dalam laporan rantai pasoknya.