LIPUTAN KHUSUS:
Sungai Citarum Bagian Tengah Terpapar Mikroplastik
Penulis : Aryo Bhawono
Jenis mikroplastik berupa pelet, film, fiber dan fragmen, dengan kelimpahan di air sebesar 102 partikel per meter kubik dan kelimpahan di sedimen sebanyak 602 partikel per kilogram.
Polusi
Selasa, 05 September 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - BRIN temukan paparan mikroplastik di Sungai Citarum. Jenis mikroplastik berupa pelet, film, fiber dan fragmen, dengan kelimpahan di air sebesar 102 partikel per meter kubik dan kelimpahan di sedimen sebanyak 602 partikel per kilogram.
Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan paparan mikroplastik di Sungai Citarum di bagian tengah. Mereka melakukan pengambilan sampel di tiga stasiun, pada rentang bulan Februari sampai April 2022 saat musim penghujan.
Stasiun pertama adalah Wadas, Teluk Jambe Raya di perwakilan industri. Kedua, Pasir Panggang, Teluk Jambe Timur, yang merupakan pemukiman padat penduduk. Dan ketiga adalah Sumedangan, Teluk Jambe Timur, yang merupakan wilayah pertanian.
Periset Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN, Indra Setiadi Hermana, mengungkapkan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik bentuk, ukuran, identifikasi polimer, dan kelimpahan mikroplastik pada air. Selain itu peneliti juga mendapatkan data sedimen dan saluran pencemaran ikan sapu-sapu di Sungai Citarum bagian tengah.
Pengukuran data di lapangan dengan pengambilan arus air, lebar badan sungai, kedalaman, suhu, derajat keasaman (ph) dan DO. Pengambilan sampel pada air menggunakan plankton netyang sudah di modifikasi menggunakan bukaan mulut dengan saringan 5 mm.
“Kemudian pengambilan sampel sedimen menggunakan sedimen core tube 2 inchi. Sedangkan sampel ikan sapu-sapu diperoleh dari tangkapan nelayan setempat," ucapnya pada Webinar PRLSDA ke-38, dengan topik ‘Kelimpahan Mikroplastik di Sungai Citarum Bagian Tengah, Karawang Jawa Barat’ pada Kamis (31/8).
Indra juga kelimpahan pada saluran pencernaan ikan sapu-sapu sekitar 90 partikel per individu dengan ukuran rata-rata yang mendominasi pada air sedimen dan saluran pencernaan kurang dari 0,3 mm. Adapun jenis polimer yang ditemukan antara lain acrylonitrile butadiene styrene, cellulose acetate, ethylene vinyl acetate, polyamides, polyethylene, low density polyethylene, high density polyethylene, ethylene vinyl acetate, polystyrene, polypropylene, polyvinyl chloride dan polyethylene terephthalate.
Pencemaran mikroplastik yang terjadi di daerah industri, pemukiman, dan daerah pertanian tidak berbeda secara signifikan. Indra berharap pentingnya mengatasi masalah mikroplastik dari sumbernya baik primer maupun sekunder, pentingnya pengelolaan DAS Citarum secara menyeluruh serta adanya kolaborasi aktif pengelolaan DAS Citarum antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, LSM, dan para ahli untuk mencapai pengelolaan sampah yang berkelanjutan dalam upaya mengurangi pencemaran mikroplastik di Sungai Citarum.
Menurutnya kontaminasi mikroplastik di lingkungan meningkat akibat faktor antropogenik berupa pusat-pusat kota, industri, pertanian, dan pemukiman penduduk. Mikroplastik masuk ke sungai melalui limpasan angin, limpasan hujan, dan saluran drainase serta degradasi sampah plastik in situ.
Mikroplastik sendiri mempunyai ukuran kurang dari 5 mm dengan batas ukuran bawah yang tidak ditentukan, namun pada umumnya menggunakan ukuran 0,33 mm.
"Mikroplastik berdasarkan sumbernya dibagi dua yaitu primer dan sekunder. Primer berupa pelet resin yang biasa digunakan sebagai tambahan produk perawatan diri seperti sabun pembersih muka. Sedangkan untuk mikroplastik sekunder antara lain plastik-plastik yang besar dari sumber rumah tangga maupun sumber lainnya yang terdegradasi dan diuraikan melalui radiasi UV, degradasi biologis, dan abrasi fisik menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil," jelas Indra.
Kepala PRLSDA BRIN, Hidayat menyampaikan kegiatan riset mikroplastik di Sungai Citarum sebagai penelitian lanjutan dari penelitian makroplastik sebelumnya dalam monitoring plastik di lingkungan perairan.
Selama ini masih jarang sekali penelitian tentang mikroplastik di Sungai Citarum bagian tengah jarang dilakukan. Padahal dari referensi, terjadi pencemaran dan masuknya plastik sekitar 1.000 kg/jam di sungai sepanjang 297 km itu.
"Mikroplastik bersumber dari makroplastik, penelitian ini bertujuan melihat bagaimana penyebaran, proses, dan keberadaanya perairan di sungai," ujarnya.