LIPUTAN KHUSUS:
Bali Targetkan 100% Energi Terbarukan di Nusa Penida Sebelum 2030
Penulis : Kennial Laia
Potensi teknis energi terbarukan di Nusa Penida, Bali, terbilang besar, mencapai 143 GW. Diyakini dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik area tersebut pada 2030.
Energi
Senin, 07 Agustus 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Pemerintah Bali menargetkan energi terbarukan berlaku 100 persen di Nusa Penida sebelum 2030. Ini menjadi bagian upaya mencapai ambisi Bali Net Zero Emission (NZE) 2045 dan peningkatan bauran energi terbarukan di Bali, 15 tahun lebih cepat dari target netral karbon nasional.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Bali, Ida Bagus Setiawan, mengatakan sektor energi menyumbang 57 persen dari total emisi di provinsi tersebut. Menurutnya, pemerintah daerah akan fokus mengurangi emisi di sektor ini, dengan menargetkan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan di Nusa Penida pada 2030.
“Nusa Penida didorong lebih awal untuk mencapai net zero emission dibanding Bali Daratan salah satunya karena isolated dari segi kelistrikan," ujar Ida Bagus dalam diskusi bertajuk Towards Bali Net Zero Emission 2045 di Denpasar, Jumat, 4 Agustus 2023.
Institute Essential Services Reform (IESR), yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi Bali sejak 2019, mendata potensi teknis energi terbarukan di Bali cukup besar, yakni mencapai 143 gigawatt (GW). Di antaranya potensi teknis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpasang di daratan sebesar 26 GWp dan penyimpan daya hidroelektrik terpompa (pump hydro energy storage, PHES) sebesar 5,8 GWh.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, proyeksi populasi Nusa Penida beberapa tahun ke depan akan naik, dibandingkan dengan 62.000 jiwa per 2022. Sektor pariwisata juga akan meningkatkan permintaan energi, termasuk listrik. Hal ini dapat dipenuhi dengan energi terbarukan.
Fabby meyakini sistem kelistrikan berbasis 100 persen energi terbarukan dapat dicapai di Nusa Penida. "Ini didukung dengan adanya potensi energi terbarukan yang besar serta teknologi pembangkit energi terbarukan. Kemudian permintaan listrik yang dapat dikelola dan pola beban listrik yang relatif sama antara siang dan malam, serta dukungan PLN,” kata Fabby.
Saat ini kebutuhan listrik Nusa Penida salah satunya dipasok dari tujuh unit pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas total 10 MW. Menurut Fabby, penggantian PLTD dengan energi terbarukan akan menjadi tantangan tersendiri.
"Tantangannya adalah mengganti 10 MW PLTD yang saat ini beroperasi dalam 2-3 tahun, dan meningkatkan kinerja PLTS Suana sehingga lebih optimal dalam setahun mendatang. IESR juga sudah melakukan kajian teknis dan hasil kajian menunjukkan secara teknis-ekonomis sistem kelistrikan 100 persen energi terbarukan dapat dilakukan di Nusa Penida,” katanya.
Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari, pimpinan Center of Excellent Community Based Renewable Energy (CORE) menuturkan hasil kajiannya menakar potensi PLTS atap di bangunan pemerintah Nusa Penida mencapai 10,9 MW. Selain itu, PLTS skala besar potensial untuk dimanfaatkan di Nusa Penida. Menurutnya, persoalan lahan untuk memasang PLTS skala besar teratasi dengan ketersediaan lahan yang cukup di Nusa Penida.
"PLTS Suana berkapasitas 3,5 MW menggunakan lahan seluas 4,5 hektare. Sementara di Nusa Penida terdapat potensi lahan sebesar 10 ribu hektar untuk PLTS skala besar," jelasnya.
Pada Jumat, 4 Agustus 2023, pemerintah provinsi Bali mendeklarasikan Rencana Aksi Bali Menuju Bali Net Zero Emissions 2045 yang didukung oleh mitra utama Institute for Essential Services Reform (IESR), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan New Energy Nexus Indonesia. Dalam acara ini juga hadir mitra pendukung dari lembaga filantropi global dan nasional, yaitu Bloomberg Philanthropies, IKEA Foundation, Sequoia Climate Foundation, ClimateWorks Foundation, Tara Climate Foundation, dan Viriya ENB.