LIPUTAN KHUSUS:
Harimau Sumatera Mati karena Jerat di Pasaman
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terkena jerat babi di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya tak bisa diselamatkan.
Biodiversitas
Rabu, 17 Mei 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terkena jerat babi di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya tak bisa diselamatkan. Pada Selasa (16/5/2023) sekitar pukul 11.50 WIB, si belang menghembuskan nafas terakhirnya.
"Harimau sumatera mengalami mati dan bangkainya diamankan ke Polsek Lubuk Sikaping," kata Rusdian P. Ritonga, Pelaksana Harian Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Selasa (16/5/2023), dikutip dari Antara.
Rusdi mengatakan, tim medis dari Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi melakukan identifikasi awal penyebab kematian satwa dilindungi Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAE) itu. Setelah identifikasi tahap awal, pemeriksaan bakal dilanjutkan nekropsi di Rumah Sakit Hewan Padang.
"Ini sesuai standar operasi prosedur dalam penanganan kematian satwa liar dan bangkai bakal kita kubur di Kantor BKSDA Sumbar," ujarnya.
Rusdi menjelaskan, keberadaan harimau terjerat ini awalnya diketahui oleh Munawar, saat dirinya pergi ke kebunnya dan menemukan adanya harimau yang terjerat di kebunnya. Temuan tersebut disampaikan kepada warga lain sebelum dilanjutkan kepada pihak kepolisian dan call center BKSDA Sumbar. Tim penyelamat satwa liar BKSDA Sumbar turun ke lapangan setelah menerima laporan harimau terjerat itu.
"Hasil pemeriksaan di lapangan ditemukan harimau sumatera yang terjerat jerat babi di kebun milik warga. Harimau ini dari Suaka Margasatwa Alahan Panjang, karena kawasan itu terdekat dari lokasi," terang Rusdi.
Rusdian mengimbau warga untuk selektif dalam memasang jerat di kebun, agar tidak mencederai satwa liar dilindungi. BKSDA Sumbar rencananya akan melakukan patroli untuk penghalauan individu harimau lain dan melakukan pembersihan jerat di lokasi.
"Saya mengimbau kerja sama masyarakat dengan mengikuti apa yang disampaikan petugas di lapangan bisa dipatuhi, karena dengan usia segini masih ada satwa lain," lanjut Rusdi.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, berdasarkan informasi di lokasi, masih ada 1 individu harimau sumatera lainnya yang berada di sekitar lokasi harimau sumatera terjerat. Diperkirakan harimau tersebut adalah induk atau saudaranya,
Ardi bilang telah memerintahkan Tim WRU SKW I bersama Tim Pagari Sontang Cubadak dan Tim Pagari Panti Selatan untuk berpatroli penghalauan harimau sumatera untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dilanjutkan dengan pemasangan kamera jebak.
"Untuk pemasang jerat kami laporan ke Balai Gakum Sumatera untuk pendalaman lebih lanjut dan penerapan UU No. 5 tahun 1990 tentang KSDAHE," terang Ardi.
Dokter TMSBK Bukittinggi, Drh. Yoli Zulfanedi mengatakan, harimau sumatera yang mati terjerat ini berjenis kelamin betina dengan usia kurang dari dua tahun atau masih remaja.
Menurut Drh. Yoli, kematian harimau ini adalah akibat gagal pernapasan ditandai dengan mukosa atau lidah yang membiru atau sianosis. Kemungkinan, jerat telah mengakibatkan gagal pernapasan dan ditambah suhu panas. Tetapi tidak mengetahui apakah ada jerat di leher, karena harimau sudah berada di Kapolsek Lubik Sikaping.
"Untuk memastikan kematian diperiksa di Rumah Sakit Hewan Padang," katanya.
Kapolsek Lubuk Sikaping Iptu Yufrizal mengatakan, bangkai harimau sumatera dibawa ke Mako Polsek Lubuk Sikaping setelah diketahui mati. Pihaknya memutuskan membawa harimau tersebut ke Polsek karena untuk mengamankan, mengingat satwa tersebut berstatus dilindungi.