LIPUTAN KHUSUS:

Survei: Mayoritas Orang Indonesia Belum Memahami Perubahan Iklim 


Penulis : Kennial Laia

Sebagian besar orang Indonesia belum melihat perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia.

Perubahan Iklim

Jumat, 24 Februari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Mayoritas orang Indonesia belum melihat perubahan iklim sebagai masalah yang didorong oleh aktivitas manusia. Hal itu terungkap dalam sebuah survei, di mana sebagian besar menjawab belum melihat atau mengalami dampak perubahan iklim secara langsung. 

Selain itu, masih sedikit orang Indonesia yang pernah melakukan aksi membela lingkungan. Namun sebagian mengaku ingin terlibat dalam kegiatan melestarikan lingkungan hidup. 

Survei tersebut dilakukan secara acak terhadap 3.490 responden di 34 provinsi selama periode April - Agustus 2021. Dihela oleh Development Dialog Asia (DDA), agenda tersebut bertujuan untuk mengukur pemahaman orang Indonesia tentang perubahan iklim dan kesediaan mereka mengikuti aksi kolektif untuk melindungi lingkungan hidup. 

Dalam survei lanjutan pada Juli - Agustus 2022, DDA menemukan bahwa 88% responden mengetahui istilah perubahan iklim. Namun hanya 44% responden – yang berlokasi di Jawa, Sumatra, dan Papua – yang memahami definisi sesungguhnya. Jumlah tersebut 39% dari populasi.

Petugas mengevakuasi ibu dan anak saat banjir besar melanda Kabupatan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, pada 2021. Banyak yang menyalahkan hal tersebut sebagai konsekuensi tata kelola lahan yang buruk dan deforestasi, ditambah dengan perubahan iklim. Dok BPDB Tanah Bumbu

“Selain itu, hanya 1 dari 3 responden yang menjawab pemanasan global telah terjadi saat ini, dan kurang dari setengah populasi (47%) yang percaya itu disebabkan terutama oleh manusia. Artinya, banyak orang Indonesia yang tidak tahu kalau mereka sebetulnya salah paham tentang perubahan iklim,” tulis survei tersebut. 

Terkait dampak pemanasan global, tanggapan dari responden cenderung abstrak dan berjarak. Saat ditanya siapa saja yang akan terdampak, banyak yang menjawab generasi masa depan, flora dan fauna, dan orang Indonesia. Sementara itu lebih sedikit yang menjawab keluarga, lingkungan sekitar, dan diri sendiri. 

“Data ini membuat kami menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia merasa bahwa perubahan iklim dan pemanasan global adalah sesuatu yang abstrak, berjarak, dan impersonal. Ini tidak membantu mereka melihat urgensi untuk memitigasi dampaknya, apalagi tergerak untuk terlibat di dalamnya,” tulis survei tersebut.