LIPUTAN KHUSUS:

Ilmuwan Sebut Exxon Tahu Pemanasan Global Sejak 1970-an


Penulis : Aryo Bhawono

Pakar menduga ExxonMobil dengan sengaja menyesatkan publik dan pemerintah.

Perubahan Iklim

Jumat, 20 Januari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  ExxonMobil ditengarai telah mengetahui pemanasan global sejak 1970-an  namun mereka justru menyebarkan keraguan atas temuan ini. Pakar beranggapan tindakan ini menunjukkan ExxonMobil dengan sengaja menyesatkan publik dan pemerintah. 

Para peneliti menyebutkan salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia, ExxonMobil telah meramalkan secara akurat perubahan iklim akan menyebabkan kenaikan suhu global sejak tahun 1970-an. Penelitian mandiri perusahaan itu meramalkan pembakaran bahan bakar fosil akan menghangatkan planet ini.

Dikutip dari BBC, para akademisi menganalisis data dalam dokumen internal perusahaan. Hasil penelitian mereka dimuat dalam jurnal Science. Menurut mereka temuan ini menunjukkan bahwa prediksi ExxonMobil seringkali lebih akurat dibandingkan temuan para ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

"Pemodelan iklim mereka yang sangat baik setidaknya sebanding dengan kinerja salah satu ilmuwan iklim yang paling berpengaruh dan dihormati dalam sejarah modern," kata profesor ilmu lingkungan dan kebijakan di University of Miami, Geoffrey Supran, membandingkan pekerjaan ExxonMobil dengan James Hansen dari Nasa yang membunyikan alarm tentang iklim pada tahun 1988.

Perubahan suhu yang diamati secara historis (merah) dan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer (biru) dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan proyeksi pemanasan global yang dilaporkan oleh para ilmuwan ExxonMobil. sumber: Science.org

Supran, yang juga menjadi peneliti dokumen ExxonMobil, menyebutkan temuan ini telah menjadi bumerang bagi ExxonMobil. Menurut analisisnya para peneliti untuk pertama kalinya benar-benar memberikan angka pada apa yang diketahui Exxon, yaitu bahwa pembakaran produk bahan bakar fosil mereka akan memanaskan planet ini sekitar 0,2 derajat Celcius setiap dekade. 

Para peneliti belum pernah menghitung bukti ilmiah dalam dokumen ExxonMobil.

Profesor sejarah ilmu pengetahuan di Universitas Harvard, Naomi Oreskes, menyebutkan temuan ini menunjukkan menegaskan kemunafikan kepemimpinan ExxonMobil. Mereka mengetahui peningkatan suhu dari ilmuwan mereka sendiri yang melakukan pekerjaan pemodelan berkualitas tinggi dan memiliki akses ke informasi istimewa tersebut. Namun mereka mengatakan kepada semua pihak semua bahwa model iklim adalah omong kosong.

Ia mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan bahwa ExxonMobil dengan sengaja menyesatkan publik dan pemerintah. 

"Mereka memiliki semua informasi ini, tetapi mereka mengatakan hal yang sangat, sangat berbeda di depan publik," jelasnya.

Investigasi sebelumnya telah menemukan dokumen-dokumen Exxon yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berusaha menyebarkan keraguan tentang ilmu pengetahuan. Salah satu dokumen internal menjelaskan posisi Exxon menekankan ketidakpastian dalam kesimpulan ilmiah tentang efek rumah kaca.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ExxonMobil memiliki perkiraan yang masuk akal tentang bagaimana emisi perlu dikurangi untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim di dunia yang menghangat sebesar 2 derajat C atau lebih.

Para ilmuwan mereka juga dengan tepat menolak teori bahwa zaman es akan datang pada saat para peneliti lain masih memperdebatkan prospek tersebut.

Oreskes dan Supran melakukan penelitian ini setelah para jurnalis pada tahun 2015 menemukan bukti yang menunjukkan bahwa ExxonMobil mengetahui tentang perubahan iklim, tetapi dituduh oleh ExxonMobil ‘pilih-pilih’ data.

Mereka mengumpulkan data ilmiah di lebih dari 100 publikasi dari Exxon dan Exxon Mobil antara tahun 1977 dan 2014 untuk menghitung prediksi kenaikan suhu global.

Oreskes berpendapat, temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut secara internal menggunakan ilmu iklim tetapi di luar, mereka menyebutkan secara terbuka bahwa pemodelan iklim adalah hal spekulatif.

Para pegiat menuduh perusahaan ini menyebarkan informasi yang salah untuk melindungi kepentingan bisnisnya di bidang bahan bakar fosil dan menuntut perusahaan ini di beberapa pengadilan di Amerika Serikat.

Pada bulan Mei, sebuah pengadilan di Massachusetts, Amerika Serikat memutuskan bahwa ExxonMobil harus diadili atas tuduhan bahwa perusahaan tersebut telah berbohong mengenai perubahan iklim.

ExxonMobil sendiri membantah tuduhan tersebut.

"Masalah ini telah muncul beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir dan dalam setiap kasus, jawaban kami sama: mereka yang berbicara tentang bagaimana ‘Exxon Tahu’ adalah salah," kata perusahaan itu.

Perusahaan-perusahaan termasuk ExxonMobil telah menghasilkan miliaran dolar dari penjualan bahan bakar fosil yang melepaskan emisi yang menurut para ilmuwan, pemerintah, dan PBB menyebabkan pemanasan global.

ExxonMobil menunjuk pada keputusan pengadilan AS tahun 2019 yang menyimpulkan para eksekutif dan karyawan ExxonMobil secara seragam berkomitmen untuk secara ketat melaksanakan tugas mereka dengan cara yang paling komprehensif dan teliti.

"ExxonMobil berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi untuk perubahan iklim dan risiko yang ditimbulkannya," kata seorang juru bicara.