LIPUTAN KHUSUS:
Walhi Papua Minta Jokowi Turun Atasi Tambang Ilegal di Keerom
Penulis : Tim Betahita
Menurut Walhi penebangan hutan secara liar dan besar-besaran dikhawatirkan akan merusak ruang hidup masyarakat adat setempat.
Tambang
Senin, 26 September 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Aktivitas tambang emas ilegal dan perambahan hutan di Distrik Waris dan Senggi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua semakin marak dan meresahkan. Walhi Papua meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mengatasi persoalan tersebut.
Direktur Walhi Papua, Maikel Peuki mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah, dalam hal ini presiden untuk serius menghentikan aktivitas penambangan emas ilegal dan perambahan hutan di sejumlah wilayah di Papua, khusunya di Kabupaten Keerom.
Dari sejumlah temuan Walhi Papua, diketahui hingga saat ini masih marak terjadi aktivitas tambang emas ilegal dan perambahan hutan di Papua.
"Aktivitas perusahaan-perusahaan ilegal membuat kerusakan hutan di Papua. Penebangan kayu secara besar-besaran mengakibatkan banyak hutan di Papua hilang" ungkap Maikel Peuki di Jayapura, medip September lalu.
Menurut Maikel penebangan hutan secara liar dan besar-besaran dikhawatirkan akan merusak ruang hidup masyarakat adat setempat. "Pohon-pohon yang ditebang hampir setiap hari atau setiap minggu diangkut ratusan truk dibawa keluar dari Papua," tutur Maikel.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah menangani secara serius masalah aktivitas tambang emas ilegal dan perambahan hutan itu.
Walhi meminta pemerintah untuk meninjau kembali izin-izin pertambangan dan HPH yang ada di Papua, khususnya di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Jayapura.
“Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah, supaya hutan di Papua tetap ada. Karena hutan Papua penyumbang karbondioksida (Co2) terbesar di dunia," katanya.