LIPUTAN KHUSUS:

Sosialisasi Penyelamatan Harimau Digelar di Sekolah Bengkulu


Penulis : Aryo Bhawono

Sekolah tersebut menjadi target sosialisasi karena berbatasan langsung dengan hutan lindung Bukit Barisan Sumatera

Satwa

Selasa, 19 Juli 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Tiger Heart Bengkulu bersama Program Wildlife Conservation Society Indonesia (WCS-IP) dan Forum Harimau Kita menggelar sosialisasi  penyelamatan harimau sumatera di sekolah. Acara oini digelar untuk menyambut Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) 2022 yang jatuh pada 29 Juli nanti. 

Koordinator Kegiatan Global Tiger Day 2022, Nur Rahma Deni menyatakan kegiatan sosialisasi tersebut telah dilakukan Kamis hingga Sabtu (14-17/7/2022). Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Seluma, tepatnya di SDN 123 Seluma SDN 135 Desa Giri Nanto Kecamatan Ulu Talo Seluma, SDN 148 Desa Sekalak Kecamatan Seluma Utara, dan SMP N 42 Satu Atap Desa Banyu Kencana Kecamatan Ulu Talo Seluma.

"Sekolah tersebut menjadi target karena berbatasan langsung dengan hutan lindung Bukit Barisan Sumatera," katanya.

Sosialisasi tersebut bertujuan agar anak-anak mengetahui pentingnya menjaga dan menyelamatkan harimau sumatera dengan pendekatan seni budaya. Selain itu mereka memberikan pengetahuan kepada anak-anak yang berada di sekitar kawasan hutan sebab saat ini habitat harimau sumatera semakin berkurangnya.

Tapak kaki harimau yang melintas di area restorasi Rawa Kadut, Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Dok Istimewa

"Rangkaian visit school ini dikemas dengan kegiatan drama teater, mendengarkan dongeng cerita harimau, mewarnai bersama, nonton film kartun harimau dan menyelesaikan kuis TTS tentang harimau," katanya.

Selain itu, saat ini ancaman terhadap harimau sumatera di Bengkulu kian bertambah, yakni perburuan liar, perdagangan bagian tubuh harimau sumatera serta ancaman jerat seling yang dipasang oleh pemburu dan masih aktif.

Menurut Laji Utoyo dari WCS-IP lima tahun terakhir terjadi dua kasus harimau sumatera terkena jerat di Kabupaten Seluma dan tim penyelamatan lapangan berhasil menemukan lebih dari 8 jerat seling aktif yang telah terpasang dan membahayakan populasi satwa dilindungi itu. Kerusakan habitat harimau juga disebabkan oleh pembukaan lahan dan pembalakan liar juga menjadi salah satu ancaman bagi harimau sumatera.

Sejak 2010 sebanyak 13 negara menetapkan 29 Juli sebagai hari harimau sedunia, kesepakatan tersebut sebagai upaya menggalang dukungan masyarakat internasional untuk menggandakan populasi harimau di dunia, pendekatan konservasi yang tidak efektif , minimnya sumber daya dan lainnya menjadi alasan gerakan massal tersebut.