LIPUTAN KHUSUS:
Satelit Swasta Deteksi Ledakan Metana di Tambang Batu Bara Rusia
Penulis : Aryo Bhawono
Sebanyak 13 gumpalan metana di tambang Raspadskaya di Siberia pada 14 Januari lalu.
Perubahan Iklim
Senin, 20 Juni 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebuah perusahaan swasta pendeteksi sumber emisi gas dunia mendeteksi pelepasan gas penyebab efek rumah kaca menguar di tambang batu bara di Rusia pada awal tahun ini.
Perusahaan swasta GHGSat yang berbasis di Montreal menggunakan salah satu satelit miliknya, Hugo, mengamati 13 gumpalan metana di tambang Raspadskaya di Siberia pada 14 Januari lalu. Insiden itu kemungkinan menghasilkan sekitar 90 metrik ton metana dibuang ke atmosfer di ruang angkasa. Durasi waktu yang dicatat perusahaan itu mencapai satu jam.
“Ini adalah emisi yang sangat, sangat dramatis,” ucap Direktur Energi, Sampah, dan Tambang GHGSat, Brody Wight, kepada The Associated Press pada Rabu (15/6/2022).
Padahal pengurangan emisi metana oleh fasilitas bahan bakar fosil kini menjadi prioritas pemerintah yang ingin mengambil langkah cepat dan efektif melawan perubahan iklim. Metana adalah gas penangkap panas yang kuat kedua setelah karbon dioksida, yang bertahan lebih lama di atmosfer.
GHGSat mengatakan gumpalan yang terdeteksi di Raspadskaya mungkin sengaja dilepaskan sebagai tindakan keamanan karena gas dapat merembes keluar dari tambang, menyala, dan berpotensi mematikan. Dua ledakan metana dan kebakaran menewaskan 91 orang di tambang ini pada 2010, salah satu bencana terburuk di masa pasca-Soviet.
Perusahaan dapat mencegah pelepasan metana yang tidak terkendali melalui praktik terbaik. Gas yang ditangkap dapat dibakar sebagai bahan bakar, mengurangi dampak pemanasan global.
GHGSat mengatakan mereka mengukur gumpalan lebih lanjut di atas tambang pada minggu-minggu berikutnya. Meskipun ini tidak mencapai skala ‘emisi ultra’ yang sama seperti yang terlihat pada 14 Januari.
“Bahkan jika hanya untuk waktu yang singkat, tidak butuh waktu lama untuk menjadi emisi yang signifikan,” kata Wight.
Manfredi Caltagirone, yang mengepalai Observatorium Emisi Metana Internasional di Program Lingkungan PBB, mengatakan tidak mengetahui adanya pelepasan metana yang lebih besar dari tambang batu bara.
“Jika peristiwa ini merupakan hasil dari akumulasi metana yang kemudian dilepaskan sekaligus dan bukan selama beberapa hari, dampak lingkungan akan sama seperti jika gumpalan yang lebih kecil dilepaskan terus-menerus selama beberapa hari,” kata Caltagirone.
Ia mewanti-wanti sudut pandang keamanan atas pelepasan ini mengkhawatirkan.
Namun, pelepasan itu kemungkinan merupakan peristiwa yang sangat langka atau satelit pengukur metana lainnya akan mengambilnya juga, kata Caltagirone.
GHGSat mengatakan telah memberi tahu operator tambang Raspadskaya tentang temuannya, tetapi tidak mendapat tanggapan. Operator juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Beberapa satelit swasta dan pemerintah telah diluncurkan ke orbit dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu menentukan kebocoran metana dan meningkatkan kesadaran akan risiko yang ditimbulkannya terhadap iklim dan kesehatan manusia.
Salah satu kebocoran metana yang paling dipublikasikan di Amerika Serikat, ledakan tahun 2015 di penyimpanan gas alam di California membuat penduduk Lembah San Fernando sakit dan menyebabkan 8.000 rumah dievakuasi.