LIPUTAN KHUSUS:

Sekjen PBB Minta Sarjana Tak Bekerja di Korporasi Pembunuh Bumi


Penulis : Aryo Bhawono

Korporasi pembunuh bumi tersebut adalah perusahaan yang mendanai industri bahan bakar fosil.

Perubahan Iklim

Jumat, 27 Mei 2022

Editor :

BETAHITA.ID -  Pemimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta mahasiswa lulusan perguruan tinggi menolak bekerja di perusahaan yang mendanai industri bahan bakar fosil. Ia menggambarkan korporasi tersebut sebagai pembunuh planet bumi. 

Permintaan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sambutannya kepada lulusan senior di Universitas Seton Hall di New Jersey pada Selasa lalu (24/5/2022). Guterres berbicara di hadapan lulusan senior di Prudential Center Newark, New Jersey, Amerika Serikat bahwa mereka memasuki dunia yang ‘penuh dengan bahaya’ dari konflik, perselisihan, dan dampak perubahan iklim. Namun mereka dapat membalikkan kesalahan generasi sebelumnya dengan tidak bekerja untuk lembaga keuangan yang mengambil untung dari fosil. bahan bakar.

“Meskipun gunungan bukti bencana iklim menjulang, kita masih melihat gunungan pendanaan untuk batu bara dan bahan bakar fosil yang membunuh planet kita,” katanya seperti dikutip dari APNews

Uang itu, kata dia, terus mengalir dari beberapa nama besar di bidang keuangan, dana lindung nilai, dan ekuitas swasta.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bertenaga batu bara melepaskan emisi karbon dioksida, yang menjadi salah satu faktor terbesar pemanasan global saat ini. Foto: loe.org

Menurutnya, para lulusan senior itu memegang kendali. Bakat mereka diminati oleh perusahaan multinasional dan lembaga keuangan besar. 

“Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk dipilih berkat keunggulan kelulusan Anda. Jadi pesan saya kepada Anda sederhana: Jangan bekerja untuk perusak iklim. Gunakan bakat Anda untuk mendorong kami menuju masa depan yang terbarukan,” ucap dia.

Pernyataan Guterres ini muncul seminggu setelah dia mengumumkan rencana lima poin mendorong penggunaan energi terbarukan di seluruh dunia. Rencana ini merupakan tindak lanjut setelah laporan Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) yang mengatakan tujuh tahun terakhir adalah tujuh tahun terpanas dalam catatan.

Lima rencana tersebut yang pertama adalah mendorong transfer teknologi dan pencabutan perlindungan kekayaan intelektual dalam teknologi terbarukan. Kedua memperluas akses ke rantai pasokan dan bahan mentah yang masuk ke teknologi terbarukan, yang saat ini masih terkonsentrasi di negara kuat. 

Ketiga, mereformasi cara-cara yang dapat mempromosikan energi terbarukan. Keempat, pergeseran dari subsidi pemerintah untuk bahan bakar fosil yang sekarang berjumlah setengah triliun dolar per tahun. 

Dan kelima, investasi swasta dan publik dalam energi terbarukan harus tiga kali lipat menjadi setidaknya 4 triliun Dolar AS setahun.

Ia menyatakan krisis iklim mendatangkan malapetaka, dan mengancam untuk menghilangkan seluruh komunitas dan bahkan seluruh negara. Pemerintah berada dalam bayang-bayang kegagalan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membalikkan keadaan ini. 

“Generasi saya, dan generasi orang tua Anda, telah gagal mewariskan dunia yang layak Anda dapatkan. Tetapi saya memiliki harapan bahwa Anda akan berhasil di mana kami gagal,” ucapnya.