LIPUTAN KHUSUS:

Populasi Gagak Mini Amerika Serikat Terancam


Penulis : Aryo Bhawono

Petisi untuk mengurangi pemanfaatan kacang pinon dilauyangkan pasca jumlah burung pinyon jay menurun sekitar 80 persen selama lima dekade terakhir.

Satwa

Rabu, 04 Mei 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Penduduk asli Amerika dan Hispanik di AS Barat Daya memiliki tradisi mengumpulkan kacang pinon, kacang dari buah pinus pinon. Namun kebiasaan ini diduga membahayakan burung pinyon jay (Gymnorhinus cyanocephalus), burung yang memiliki penampakan seperti gagak mini. 

Kacang pinon sejatinya adalah benih pinus yang tumbuh di iklim hangat Arizona, New Mexico, Colorado, Nevada, dan Utah ini. Pecinta satwa khawatir konsumsi kacang pinon merintangi reproduksi ekosistem pinus sehingga mengakibatkan perubahan iklim, kekeringan, dan memicu kebakaran. Terancamnya reproduksi ini pun dianggap turut mengancam burung pinyon jay. 

Kelompok Pembela Satwa Liar yang berbasis di Washington, D.C. mengajukan petisi pada Senin lalu (2/5/2022) kepada U.S. Fish and Wildlife Service untuk melindungi burung pinyon jay di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah. Spesies ini dulunya memainkan peran integral dalam ekosistem gurun yang tinggi.

Petisi tersebut mencantumkan studi efek pengurangan hutan pada populasi pinyon jay hanya sedikit tetapi beberapa ilmuwan merekomendasikan agar pengelola lahan menghindari terganggunya tempat bersarang dan mencari makan.

Burung pinyon jay (Gymnorhinus cyanocephalus), burung yang memiliki penampakan seperti gagak mini ini populasinya turs menurun selama lima dekade terakhir. Foto: APNews

Saat panen piñon bagus, gagak kecil ini memulai aktivitas pagi dengan memakan biji-bijian. Kemudian mereka mengumpulkan benih, berkumpul di pucuk-pucuk pohon, dan berangkat bersama-sama ke area penyimpanan yang biasanya merupakan ruang terbuka di mana lebih sedikit salju yang menumpuk di musim dingin.

Petisi tersebut menyebutkan hilangnya pohon piñon secara tidak proporsional akan mempengaruhi komunitas penduduk asli Amerika dan Hispanik di Barat Daya. Setiap musim gugur, keluarga melakukan perjalanan ke hutan untuk memanen benih.

Penelitian yang sama menunjukkan jumlah pinyon jay telah menurun sekitar 80 persen selama lima dekade terakhir. Patricia Estrella, yang mewakili kelompok pembela satwa di New Mexico, mengatakan sementara penurunan populasi didokumentasikan dengan baik, penyebab pastinya masih belum jelas karena banyak ancaman yang berperan.

“Tidak hanya sulit untuk memisahkan efek dari faktor-faktor yang berinteraksi, bersama-sama mereka menciptakan ancaman yang lebih besar melalui umpan balik positif,” tulis Estrella dalam petisi seperti dikutip dari APNews

Ia memastikan konservasi pinyon jay yang berhasil membutuhkan penanganan dan perbaikan berbagai ancaman secara bersamaan, termasuk soal ekosistem.

Hutan Pinon Juniper mencakup lebih dari 75.000 mil persegi (194.249 kilometer persegi) di Amerika Serikat. Pengelola satwa liar di Arizona, Colorado, Idaho, Montana, Nebraska, Nevada, dan New Mexico telah mengklasifikasikan burung itu sebagai spesies terbesar yang membutuhkan konservasi.

Hampir 60 persen dari populasi jay yang tersisa dapat ditemukan di New Mexico dan Nevada, tetapi jangkauannya juga mencakup Oregon tengah dan sebagian California, Utah, Wyoming, Oklahoma, dan Baja California utara Meksiko.

Burung dengan warna biru pucat dengan bagian leher putih, pinyon jay biasanya kawin seumur hidup. Ketika makanan berlimpah, mereka dapat bersarang lebih dari setahun sekali.

Daerah jelajah mereka bisa sangat luas, dengan burung-burung menyebar lebih dari ratusan mil ketika makanan langka.

Penelitian dalam petisi mencatat lebih banyak hutan piñon dan juniper ditebangi untuk pembangunan perumahan, pertanian, dan proyek energi matahari dan angin, dan karena pengelola lahan berupaya mengurangi ancaman kebakaran hutan.

Kini terserah Fish and Wildlife Service untuk menentukan apakah ada cukup informasi dalam petisi untuk menjamin peninjauan lebih lanjut. Itu bisa memakan waktu berbulan-bulan.