LIPUTAN KHUSUS:

Sederet Satwa yang Menjadi Indikator Lingkungan


Penulis : Tim Betahita

Ekosistem dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan.

Lingkungan

Selasa, 12 April 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Perubahan yang terjadi di lingkungan tempat hidup akan mempengaruhi kehidupan ekosistemnya. Sehingga jika terjadi perubahan ekosistem di suatu wilayah, ini menandakan adanya perubahan lingkungan. Dengan demikian, ekosistem dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan.

Indikator lingkungan sendiri merupakan tanda sederhana yang menunjukkan kondisi lingkungan tertentu. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan, di antaranya tumbuhan dah hewan. Keberadaan hewan ternyata juga dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan atau disebut juga dengan spesies indikator.

Mengutip dari Britannica, spesies indikator merupakan organisme yang kehadiran, ketidakhadiran, atau kelimpahannya mencerminkan kondisi lingkungan tertentu. Spesies indikator dapat menandakan perubahan kondisi biologis ekosistem suatu wilayah. Dengan demikian dapat digunakan sebagai proksi atau perwakilan untuk mendiagnosis kondisi lingkungan.

Berikut beberapa hewan yang dijadikan sebagai indikator lingkungan:

Ilustrasi Satwa Capung (piqseles.com/CC)


1. Hewan indikator lingkungan hutan

Mengutip dari laman National Park Service, Amerika Serikat, Spotted Owl atau burung hantu tutul utara pertama kali terdaftar sebagai spesies yang terancam punah pada 1990 karena hilangnya habitat.

Burung hantu ini tidak membangun sarangnya sendiri dan bergantung pada pohon tua untuk membuat rongga. Penebangan dan pembangunan yang menggerus hutan telah membuat satwa ini tidak memiliki tempat bersarang yang aman.

Penurunan populasi burung hantu tutul utara menunjukkan penurunan serius terkait kualitas hutan kayu keras Pacific Northwest. Pada 1999, San Francisco Bay Area Network mulai memantau burung hantu sebagai cara untuk memperkirakan kesehatan ekologi habitat bersarang mereka.

2. Hewan indikator lingkungan air

Mengutip dari laman Maine Department of Environmental Protection, Amerika Serikat, Mayflies atau lalat capung merupakan salah satu jenis serangga makroinvertebrata yang sangat sensitif terhadap pencemaran air. Para peneliti menggunakan lalat capung sebagai indikator kesehatan ekosistem perairan karena ketergantungannya pada air dan intoleransi polusinya.

Misalnya, sebagian besar spesies lalat capung bergantung pada habitat dengan permukaan dasar perairan yang lebih keras. Pencemaran sedimen berlebih yang mengendap di dasar perairan menjadi salah satu alasan penurunan populasi lalat capung. Keberadaan lalat capung di ekosistem perairan menandakan air memiliki sedikit polusi.

3. Hewan indikator lingkungan beracun

Berang-berang sungai dianggap sebagai predator puncak dalam ekosistem akuatik. Sehingga racun apa pun di lingkungan berang-berang akan dengan cepat mencapai mereka melalui ikan dan invertebrata yang mereka makan.

Berang-berang kemungkinan besar akan menunjukkan tanda-tanda paparan racun sebelum tanaman atau hewan lain. Ilmuwan Kanada menggunakan rambut dari berang-berang sungai dari pantai sebuah danau di sebelah tambang merkuri yang tidak aktif untuk menguji kadar merkuri.

Studi ini menunjukkan bahwa berang-berang sungai dapat menjadi spesies indikator yang untuk menguji kesehatan habitat laut dan air tawar, dikutip dari Treehugger.com.

4. Hewan indikator lingkungan perubahan iklim

Salamander memiliki kulit yang sangat permeabel alias sangat tipis. Sehingga membutuhkan lingkungan hidup yang lembab agar dapat bertahan hidup. Hal ini membuat Salamander sangat rentan terhadap polusi dan kekeringan.

Penurunan kesehatan salamander atau jumlah populasi dapat mengindikasikan perubahan negatif di lingkungan mereka. Lingkungan kering akibat perubahan iklim adalah ancaman bagi salamender.

TEMPO