LIPUTAN KHUSUS:

ECOTON Ungkap Dampak Limbah Alat Tes Covid di Perairan Bali


Penulis : Tim Betahita

Limbah medis berupa sampah kit tes antigen ditemukan di sepanjang pantai di Selat Bali.

Sampah

Jumat, 04 Februari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Manajer Riset dan Pengembangan Program Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON) Daru Setyorini mengungkapkan, alat tes antigen yang dibuang sembarangan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan perairan Selat Bali. Ia mengatakan, bahan kimia yang digunakan dalam tes antigen dapat mengontaminasi lingkungan sekitar tempat limbah medis itu ditemukan.

"Yang kedua dari sampah plastiknya kalau dibuang ke lingkungan bisa lama-lama terurai menjadi mikroplastik, juga bahan kimia plastiknya terlarut dalam perairan sekitar," ujar Daru ketika dihubungi Antara dari Jakarta pada Kamis (3/2)

Menurut Daru, hal itu perlu menjadi perhatian karena plastik kebanyakan dibuat dari bahan kimia sintetis yang dapat bersifat racun, termasuk Bisphenol-A (BPA) yang dapat memengaruhi kesehatan. Tidak hanya itu, degradasi itu bisa juga berpengaruh terhadap ekosistem, termasuk ikan dan burung.

"Ketika test pack ini lama-lama terdegradasi menjadi serpihan yang lebih kecil, dia akan semakin menyebar ke laut," jelasnya.

Ilustrasi sampah medis (Sprep.org)

Limbah medis berupa sampah kit tes antigen ditemukan di sepanjang pantai di Selat Bali. Video temuan limbah itu menjadi viral di media sosial beberapa hari terakhir.

Video pertama berdurasi 30 detik memperlihatkan ribuan cotton buds bekas tes antigen mengambang di Selat Bali. Video kedua menunjukkan beberapa kit tes antigen dibuang dan dibakar di pinggir pantai Selat Bali.

Isu limbah medis juga menjadi sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperingatkan bahwa puluhan ton limbah medis terdiri dari bekas jarum suntik, alat uji, dan botol bekas vaksin selama pandemi mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Laporan WHO yang dirilis pada Selasa lalu (1/2/2022) menjelaskan bahwa diperkirakan sekitar 87 ribu ton alat pelindung diri (APD) telah dipesan melalui portal PBB hingga November 2021.

Sebagian besar APD itu diperkirakan akan berakhir sebagai limbah. Laporan itu juga menyebutkan 140 juta alat uji berpotensi menghasilkan 2.600 ton sampah non-infeksius dan kebanyakan berbahan plastik serta 731.000 liter limbah kimia.