LIPUTAN KHUSUS:

Enam Jerapah Mati Akibat Kekeringan Berkepanjangan di Kenya


Penulis : Tim Betahita

Enam jerapah mati karena kelaparan dan kehausan di Kenya. Dampak dari kekeringan berkepanjangan.

Satwa

Kamis, 16 Desember 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Kemarau berkepanjangan di Kenya, Afrika, berpotensi melenyapkan populasi jerapah di negara tersebut. Minggu ini, enam jerapah ditemukan mati terbaring di tanah yang kering.

Saat ditemukan, bangkai satwa tersebut berada dalam bentuk spiral. Tubuh mereka kurus kering dan saling terjalin, dilaporkan oleh The Guardian, Selasa (14/12).

Foto udara enam satwa tersebut, diambil oleh jurnalis foto Ed Ram, menunjukkan kehancuran akibat kekeringan di Kenya, yang menyebabkan manusia dan hewan harus berjuang keras untuk mendapatkan makanan dan air.

Menurut Getty Images, hewan-hewan tersebut mati setelah terjebak di lumpur. Otoritas lokal mengatakan, bahwa kumpulan jerapah itu berusaha mencapai waduk terdekat, meskipun hampir mengering. Bangkai jerapah lalu dipindahkan ke pinggiran desa Eyrib di Kabupaten Wajir untuk mencegah pencemaran air waduk.

Foto udara bangkai enam jerapah yang mati di Kenya sebelum mencapai reservoir untuk minum. Kekeringan berkepanjangan tak hanya mengancam jutaan warga Kenya, namun juga satwa. Otoritas lokal menyatakan 4.000 jerapah di wilayah tersebut dapat musnah. Foto: Ed Ram/Getty Images

Tidak hanya satwa, masyarakat di Kenya kini semakin terancam oleh kekeringan. September lalu, otoritas kekeringan nasional di negara tersebut memperkirakan sebanyak 2,1 juta jiwa terancam kelaparan akibat kekeringan parah yang melanda setengah dari negara tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa mengatakan bahwa 2,9 juta orang masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Menurut organisasi tersebut, beberapa daerah di Kenya baru-baru ini melaporkan curah hujan terburuk dalam beberapa dasawarsa terakhir.

“Sumber air untuk manusia dan ternak telah mengering, memaksa keluarga untuk berjalan lebih jauh dan menyebabkan ketegangan di antara masyarakat, yang telah menyebabkan peningkatan konflik antarkomunal,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dalam asesmennya, Selasa (14/12).  

Secara terpisah, situs berita lokal Star melaporkan bahwa 4.000 jerapah berisiko musnah karena kekeringan.

Ibrahim Ali, dari suaka jerapah Bour-Algi, mengatakan kepada Star bahwa situasi di Kenya memburuk karena adanya pertanian di sepanjang sungai. Hal ini menghalangi akses satwa liar terhadap lokasi air minum.