LIPUTAN KHUSUS:
Studi: Karang di Lautan Menyimpan Mikroplastik dalam Jumlah Masif
Penulis : Kennial Laia
Studi terbaru mengungkap, kerangka karang hidup menyimpan mikroplastik dalam jumlah yang masif setiap tahun.
Sampah
Rabu, 01 Desember 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Polusi mikroplastik dalam jumlah yang masif diperkirakan terperangkap di dalam kerangka karang hidup setiap tahun di seluruh dunia. Hal ini diperkirakan menjadi ancaman baru bagi keberlanjutan terumbu karang di lautan.
Penelitian terbaru yang diungkap dalam Science Magazine, sekitar 20.000 metrik ton fragmen kecil yang disebut mikroplastik dapat disimpan dalam kerangka karang di seluruh dunia setiap tahun. Jumlah tersebut hampir 3 persen dari mikroplastik yang diperkirakan berada di perairan tropis yang dangkal tempat karang tumbuh subur.
Menurut ahli ekologi Jessica Reichert dari Justus Liebig University Giessen di Jerman, para ilmuwan mengamati bahwa karang memakan atau memasukkan mikroplastik ke dalam tubuhnya. Namun para ilmuwan tidak mengetahui seberapa besar konsumsi tersebut secara global. Para peneliti kemudian mengekspos karang di laboratorium ke mikroplastik untuk mencari tahu di mana partikel disimpan di dalam karang dan memperkirakan berapa banyak yang tersimpan.
Karang memakan sebagian dari sampah, atau menumbuhkan kerangka mereka di atas partikel. Setelah 18 bulan, sebagian besar puing-puing di dalam karang berada di kerangka mereka (bukan di jaringan), berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Global Change Biology Oktober lalu.
Setelah menghitung jumlah partikel yang terperangkap, para peneliti memperkirakan bahwa antara hampir 6 miliar hingga 7 kuadriliun partikel mikroplastik dapat disimpan secara permanen di karang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Ini adalah pertama kalinya "wastafel" mikroplastik hidup, atau situs penyimpanan jangka panjang, telah diukur, kata Reichert.
Para ilmuwan sedang mempelajari berapa banyak mikroplastik yang dibuang ke laut, namun tidak mengetahui tepatnya polusi ini berakhir. Dugaan lokasi lainnya adalah lapisan es, sedimen dasar laut, ataupun tempat yang belum diketahui. Hal ini membutuhkan kuantifikasi yang lebih baik.
Terumbu karang biasanya ditemukan di dekat pantai di mana saluran air yang tercemar dapat mengalir ke laut, menempatkan karang sebagai ‘titik panas’ mikroplastik yang potensial.
“Kami tidak tahu apa konsekuensi [penyimpanan] ini bagi organisme karang, [atau] stabilitas dan integritas terumbu karang,” kata Reichert. Ini “mungkin menimbulkan ancaman tambahan bagi terumbu karang di seluruh dunia.”