LIPUTAN KHUSUS:
Selepas Covid, Kini Bill Gates Bicara Krisis Iklim
Penulis : Tim Betahita
Dalam blog pribadinya, Bill Gates memaparkan kerusakan yang muncul akibat perubahan iklim, adalah 14 kasus kematian per 100.000 populasi dalam 40 tahun mendatang.
Perubahan Iklim
Selasa, 30 November 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Dalam dua tahun terakhir, pendiri Microsoft aktif menyuarakan akan adanya ancaman yang lebih ngeri dari pandemi Covid-19, yakni perubahan iklim (climate change) akibat pemanasan global dari tinggi aktivitas emisi karbon dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara.
Bill Gates mengatakan perubahan iklim bisa membuat merana umat manusia karena itu ia mendesak dilakukan segera penelitian dan inovasi hijau. "Sekarang yang kita butuhkan adalah rencana untuk mencapai nol emisi karbon," ungkap Bill Gates seperti yang dikutip dari CNBC Internasional, Senin (29/11).
Untuk memenuhi harapan nol emisi karbon merupakan hal tersulit yang dilakukan manusia, namun Bill Gates yakin anak muda dan antusiamenya bisa memiliki peran paling penting agar bisa mencapai target yang diinginkan.
"Dalam pengalaman saya, mereka adalah orang-orang dengan ide-ide paling baru, dan energi paling besar untuk bisa mencapai nol emisi karbon," ungkapnya.
Dalam blog pribadinya, Bill Gates memaparkan kerusakan yang muncul akibat perubahan iklim, adalah 14 kasus kematian per 100.000 populasi dalam 40 tahun mendatang. Jumlah ini diprediksi sama dengan kasus kematian akibat Covid-19 pada 2020.
Namun, jika pertumbuhan emisi tetap tinggi maka pada akhir abad ini diperkirakan perubahan iklim dapat menyebabkan 73 kematian tambahan per 100.000 orang. Dalam skenario emisi yang lebih rendah, tingkat kematian turun menjadi 10 kasus per 100.000 orang.
"Dengan kata lain, pada 2060, perubahan iklim bisa sama mematikannya dengan Covid-19, dan pada 2100 bisa lima kali lebih mematikan dari Covid-19," terang Bill Gates dalam blognya.
Dari sisi kerusakan ekonomi, dampak perubahan iklim cukup bervariasi tergantung model ekonomi yang digunakan. Tetapi kesimpulannya satu dalam satu atau dua dekade ke depan kerusakan ekonomi yang disebabkan perubahan iklim akan sama dengan pandemi Covid-19. Namun pada akhir abad ini, jika emisi tidak dikendalikan, bisa lebih buruk dari itu.