LIPUTAN KHUSUS:

Daftar Dosa E-Commerce Amazon Versi Kelompok Extinction Rebbelion


Penulis : Sandy Indra Pratama

Praktek bisnis ini membantu pendiri dan pemegang saham terbesar Amazon, Jeff Bezos, menjadi orang terkaya di dunia yang membuat pekerja berada di jurang kemiskinan.

Lingkungan

Senin, 29 November 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Selepas puluhan aktivis yang yang tergabung dalam kelompok Extinction Rebellion untuk mengkampanyekan perubahan iklim menyerbu gudang raksasa toko online Amazon di Inggris, sehingga menimbulkan kehebohan dan gangguan besar. Amazon mengaku peduli dengan pelanggannya.

Tetapi kenyataan menurut Extinction Rebellion bicara lain. Menurut kelompk aktivis, Amazon telah menjebak mereka dalam jaringan konsumerisme yang berbahaya, mengeksploitasi planet ini dan orang-orang yang bekerja untuk mereka.

“Jika kita tidak mengatasi obsesi dengan pertumbuhan tanpa batas, kita tidak akan mengatasi krisis ekologis,” begitu pernyataan dalam keterangan resmi kelompok Extinction Rebellion.

Kemudian kelompok Extinction Rebellion (ER) memilah dosa-dosa amazon ke dalam kategori sebagai berikut:

Kelompok Extinction Rebbelion saat menduduki Gudang platform belanja Amazon di Inggris. (Istimewa Extinction Rebbelion)

1. Perusahaan mengatakan kegiatan yang terkait dengan bisnisnya menghasilkan 60,64 juta metrik ton karbon dioksida tahun lalu - jumlah itu lebih dari negara berukuran sedang dan setara dengan membakar 140 juta barel minyak. Emisi karbon Amazon tumbuh sebesar 19% pada tahun 2020 dan terus meningkat setiap tahun sejak 2018.

2. Bisnis Amazon tidak hanya mengeluarkan lebih banyak karbon daripada negara seukuran Denmark, tetapi juga secara aktif membantu perusahaan bahan bakar fosil seperti Shell, Exxon, dan BP untuk mengebor lebih banyak minyak melalui Amazon Web Services.

3. Sementara para ilmuwan memberi tahu kami bahwa perusahaan harus melakukan dekarbonisasi dengan cepat, Amazon terus melobi Pemerintah AS untuk melawan undang-undang iklim, meskipun berjanji untuk mencapai emisi karbon Net Zero pada tahun 2040.

Target ini juga tidak termasuk rantai pasokannya yang menyumbang 75% dari keseluruhan emisi dan sejauh ini belum menerbitkan rencana tentang bagaimana ia bermaksud untuk memenuhi target ini. Mereka melakukan definisi greenwash.

4. Amazon memiliki catatan sejarah buruk dalam memperlakukan para pekerjanya "seperti robot", dengan laporan yang baru saja dirilis pada hari Rabu pekan ini yang menyatakan bahwa ambulans telah dipanggil ke gudang Inggris 971 kali sejak 2018, dengan perusahaan mengancam akan memecat karyawan di AS karena berbicara tahu tentang dampak iklim perusahaannya. Seorang karyawan meninggal di lokasi di Tilbury bulan lalu.

5. Amazon secara rutin menghancurkan jutaan item dari stok yang tidak terjual dan item yang dikembalikan. Banyak produk – termasuk TV pintar dan laptop – seringkali baru dan tidak terpakai. Praktik pemborosan ini melambangkan pandangan bahwa produk yang sejatinya berasal dari alam dapat disia-siakan.

6. Pemerintah mensubsidi pertumbuhan monopoli besar-besaran ini dengan mengizinkan raksasa e-commerce untuk secara legal melaporkan miliaran pon penjualan di surga pajak, yang berarti mereka mencuri dari masyarakat umum untuk tumbuh.

Ini membantu Amazon untuk melemahkan bisnis yang lebih bertanggung jawab dan merampas pendapatan pajak pemerintah yang dapat digunakan untuk mendanai layanan publik yang penting.

“Praktek bisnis ini telah membantu pendiri dan pemegang saham terbesar Amazon, Jeff Bezos, menjadi orang terkaya di dunia, sekaligus membuat banyak pekerja berada di garis kemiskinan” ujar ER . Menurut Forbes, kekayaan pribadi Bezos kini berjumlah $177 miliar.

Sebelumnya, para aktivis yang tergabung dalam kelompok Extinction Rebellion itu menargetkan penutupan di 15 fasilitas Amazon di Inggris, termasuk fasilitas distribusi terbesar Amazon di negara itu yang berlokasi di wilayah Dumgermline.

Mereka memblokir jalanan dan mengganggu aktivitas pada saat Amazon sedang bersiap menghadapi musim belanja sangat sibuk di akhir tahun 2021 ini. Pintu-pintu gerbang menuju fasilitas Amazon diblokade dengan bambu dan banyak di antara aktivis tidak mau diusir.

"Aksi ini ditujukan untuk menarik perhatian pada praktik bisnis Amazon yang eksploitatif dan merusak lingkungan, mengabaikan hak-hal para pegawai demi keuntungan perusahaan," demikian kata juru bicara kelompok itu.

Aksi ini tak hanya mengganggu Amazon, tapi juga beberapa bisnis lain yang berada di sekitarnya, misalnya lalu lintas mengalami gangguan yang cukup parah. Namun Extinction Rebellion bersikeras bahwa aksi mereka pantas dilakukan untuk memperingatkan Amazon.