LIPUTAN KHUSUS:

Nobel Fisika 2021 Dimenangkan Ilmuwan Perubahan Iklim


Penulis : Aryo Bhawono

Penelitian pemenang nobel fisika 2021 ini merupakan bagian penting yang menjadi dasar keputusan para pemimpin di COP26.

Perubahan Iklim

Kamis, 07 Oktober 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Tiga ilmuwan perubahan iklim meraih Penghargaan Nobel Fisika 2021. Pemberian penghargaan ini dilakukan menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) yang akan digelar di Glasgow, Inggris, pada November ini.

Tiga Ilmuwan itu antara lain Syukuro Manabe, Klaus Hasselmann, dan Giorgio Parisi. Mereka mendapat penganugerahan Penghargaan Nobel Fisika  dalam acara yang digelar di Stockholm, Swedia, pada Selasa waktu setempat (5/10). 

Manabe dan Hasselmann membuat pemodelan komputer iklim bumi yang dapat memprediksi dampak pemanasan global. 

Penelitian ini diawali oleh Manabe, 90 tahun, yang menjadi ahli meteorologi senior di Universitas Princeton di New Jersey. Pada 1960-an ia memimpin pengembangan model fisik iklim. Ia menunjukkan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer dapat menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.

Ilustrasi perubahan iklim. (flickr.com)

Sepuluh tahun kemudian, Klaus Hasselmann, 89 tahun, dari Institut Meteorologi Max Planck di Hamburg, Jerman, menciptakan model komputer yang menghubungkan cuaca dan iklim. Karyanya menjawab pertanyaan mengapa model iklim dapat diandalkan meskipun cuaca berubah-ubah dan kacau.

“Saya tidak pernah membayangkan bahwa hal yang saya pelajari ini memiliki konsekuensi yang begitu besar. Saya melakukannya hanya karena rasa ingin tahu,” kata Manabe pada konferensi pers Princeton seperti dikutip dari phys.org.

Ia mengatakan memahami fisika di balik perubahan iklim seribu kali lebih mudah daripada membuat dunia melakukan sesuatu untuk mencegah hal itu. Menurutnya seluk-beluk kebijakan dan masyarakat jauh lebih sulit untuk dipahami daripada kompleksitas karbon dioksida yang berinteraksi dengan atmosfer. Ia pun menyebutkan perubahan iklim sebagai krisis besar. 

Sedangkan Hasselman mengatakan lebih baik tidak ada pemanasan global dan tak ada Penghargaan Nobel

Sementara Parisi di Universitas Sapienza Roma, Italia, melakukan penelitian berbeda. Ia membangun model fisik dan matematis mendalam yang memungkinkan untuk memahami sistem kompleks di berbagai bidang yang berbeda seperti matematika, biologi, ilmu saraf, dan pembelajaran mesin. Karyanya hanya memiliki kaitan kecil dengan perubahan iklim. 

Dikutip dari BBC, Fisikawan Universitas Yale, John Wettlaufer, menjelaskan komite penghargaan Nobel melihat dua karya dari tiga ilmuwan ini merupakan dualitas antara studi iklim Bumi yang kompleks pada skala dari milimeter hingga ukuran planet. 

Penghargaan ini sendiri dilakukan empat minggu menjelang Konferensi Iklim PBB (COP26) di Glasgow pada November ini. Model iklim berdasarkan penelitian pemenang nobel fisika ini merupakan bagian penting dari bukti yang menjadi dasar keputusan para pemimpin di COP26.

Pemenang fisika tahun ini diumumkan dalam konferensi pers di Royal Swedish Academy of Sciences. Ketiganya mendapatkan hadiah sebesar 1,14 juta Dolar AS. Manabe dan Hasselman mendapat separuh dari uang tersebut. 

Sebanyak 218 individu kini telah memenangkan hadiah fisika sejak pertama kali diberikan pada tahun 1901.