LIPUTAN KHUSUS:

UNICEF : Krisis Iklim adalah Krisis Hak Anak


Penulis : Tim Betahita

Dalam laporan tersebut, negara-negara diberikan ranking berdasarkan tingkat eksposur anak-anak terhadap bahaya perubahan iklim dan lingkungan.

Lingkungan

Senin, 30 Agustus 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore mengatakan laporan terbaru UNICEF, memberikan “penggambaran total atas di mana dan bagaimana anak-anak menjadi yang paling rentan pada perubahan iklim.”

Dirinya menambahkan bahwa penggambaran kondisi yang dihasilkan sangatlah mengerikan. Laporan UNICEF berjudul ‘The Climate Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’ yang dipublikasikan pada Jumat pekan lalu, adalah analisis komprehensif pertama terhadap risiko iklim dari perspektif anak-anak.

Dalam laporan tersebut, negara-negara diberikan ranking berdasarkan tingkat eksposur anak-anak terhadap bahaya perubahan iklim dan lingkungan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa setengah dari jumlah populasi anak di seluruh dunia, yang berjumlah hampir 2.2 miliar anak, hidup di negara yang diidentifikasi sebagai ‘beresiko sangat tinggi’. Di mana mereka sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena tidak memadainya fasilitas esensial di negara mereka seperti air, sanitasi, layanan kesehatan, dan pendidikan.

Anak-anak bercengkerama di tengah asap saat kebakaran hutan dan lahan. Foto: Ardiles Rante/Greenpeace

Anak-anak dengan risiko paling tinggi tinggal di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah, Chad, Nigeria, Guinea, dan Guinea-Bissau.

UNICEF mengimbau pada setiap pemerintahan untuk meningkatkan investasi terhadap adaptasi iklim pada fasilitas inti yang ditujukan untuk anak-anak meliputi air, sanitasi dan sistem kebersihan, kesehatan, dan pendidikan untuk mengurangi emisi gas karbon.

UNICEF juga mengimbau pemerintah untuk memberikan pendidikan tentang iklim yang disertai dengan skil yang dibutuhkan untuk menjaga masyarakat hemat sumber daya bagi anak-anak.

Hal tersebut adalah hal kritis untuk mendukung adaptasi anak terhadap dampak perubahan iklim. Agensi PBB tersebut juga mengajak anak muda di tingkat nasional, regional, dan internasional untuk terlibat dalam negosiasi dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan krisis iklim.

Laporan UNICEF tersebut juga menunjukkan bahwa setidaknya 850 juta anak-anak tinggal di daerah dimana mereka setidaknya menghadapi 4 jenis bahaya secara bersamaan, sementara 330 juta lainnya menghadapi 5 jenis bahaya secara bersamaan.

“Masih ada waktu untuk mengambil tindakan. Meningkatkan akses anak-anak terhadap fasilitas esensial seperti air, sanitasi, kesehatan, dan pendidikan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk bertahan dalam bahaya iklim secara signifikan,” jelas Fore.