LIPUTAN KHUSUS:
Biden vs Wagub Jakarta dan Prediksi Tenggelamnya Pesisir Dunia
Penulis : Sandy Indra Pratama
Peta prediksi memperlihatkan prakiraan yang cukup mengerikan. Tak hanya Jakarta tapi juga pesisir di banyak negara di dunia.
Analisis
Rabu, 04 Agustus 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Dalam sebuah siaran berita, pada satu hari di Jakarta:
“Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menepis pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang memprediksi Ibu Kota tenggelam 10 tahun ke depan. Ariza menyebut DKI Jakarta memiliki program penanganan untuk mencegah hal itu.”
Ada apa kok tiba-tiba Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) berbantahan langsung dengan Presiden Ameruka Serikat? Apa yang sudah diperbuat Joe Biden hingga pemda DKI meradang? Memang sial Amerika ini. Begitu dalam hati.
Pencarian cepat, saya alamatkan kepada Biden, seteru Donald Trump, presiden AS dari partai Demokrat. Hasilnya:
"Jika pada kenyataannya permukaan laut naik dua setengah kaki lagi (sekitar 0,7 meter), Anda akan melihat jutaan orang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur," kata Biden.
Biden pun memprediksi jika permukaan air laut naik akibat mencairnya es di kutub, maka dalam waktu 10 tahun lagi, Jakarta akan tenggelam. "Apa yang yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam?" tanya Biden.
Begitu pernyataannya ditulis Kompas.com.
Ariza -panggilan akrab sang pejabat ibu kota- tak salah. Ia pantas membela kota yang menghidupi periuk nasinya. Biden? juga tak salah jika pernyataan orang nomor satu di negeri Abang Sam itu dilandasi data.
Lantas kita? kepada siapa kita sandarkan kepercayaan kebenaran? Jawabannya jelas tak bisa semata kepada media. Terlebih di era post truth ini kala media hanya mengejar angka pembaca dibanding kualitas liputan mereka.
Lalu saya otak atik semua kata pencarian google soal data yang Biden jadikan dasar pernyataannya. Sebab, tak mungkin orang terpenting dalam pemerintahan Amerika Serikat itu asal bocara, atau bahkan menyebarkan hoax.
Sehari - dua hari pencarian sempat tak berujung. Sampai ingatan saya nyantol ke ucapan seorang kawan ahli data dari Auriga Nusantara yang pernah memberitahukan ihwal adanya peta prediksi risiko bencana naiknya permukaan laut. Alias tenggelamnya pesisir pantai di seluruh dunia.
Cepat-cepat saya klik. Halaman lantas terbuka. Saya geser kursor dengan tergesa, menuju Jakarta tempat mertua saya tinggal. Saya atur waktu prediksi persis ucapan Biden: 2030.
Hasilnya? Jreng-jreng….
Peta prediksi memperlihatkan prakiraan yang cukup mengerikan. Seluruh kota Amsterdam sampai Den Haag di selatan juga kota besar Rotterdam habis ditenggelamkan air laut. Bahkan, sampai Utrecht air laut terus mengintrusi. Peta mengubah Breda, kota kecil di timur Eindhoven menjadi batas pantai.
Sebentar. Peta ini soal sebagian pesisir Eropa Barat. Bukan Jakarta. Artinya fenomena itu tak hanya menyasar ibu kota Indonesia, melainkan pesisir di seluruh dunia.
Peta memperlihatkan prediksi Kota-kota Dunia yang terancam Tenggelam pada 2030. (Cilimate Central)
Saya seriuskan lagi pencarian. Pantai Utara Jawa terlihat memerah -arti dari warna merah adalah diprediksi pada tahun yang disebutkan bakal berada di bawah permukaan laut, alias tenggelam. Zoom in, masuk Jakarta.
Apa yang saya dapat? Saya temukan Komplek Olahraga GBK berdiri dekat wilayah berwarne marah, artinya dekat wilayah yang tenggelam, artinya sekali lagi GBK berdiri di pantai pada 2030.
Dari peta didapat, Istana Negara bye!, Bunderan HI selamat tinggal! Lalu Mangga Dua Square sudah jadi sejarah seiring apa yang juga terjadi di Kota Tua. Semua memerah! alias tenggelam.
Kawasan Elite Pantai Indah Kapuk tak bisa melawan meski harga tanahnya miliaran. Air Laut tetap datang memakan. Beruntung, dalam prediksi peta, bandara tak hilang, ia tak terprediksi tenggelam meski jaraknya dekat.
Mungkin memberi celah untuk penghuni kawasan PIK2 untuk migrasi.
Ya, migrasi. Jika apa yang diprediksikan terjadi, maka Biden benar akan ada jutaan orang bermigrasi akibat naiknya permukaan air laut.
Begitu pencarian saya soal polemik Jakarta yang tenggelam.
Doakan saya semoga tidak dimarahi oleh Wagub Ariza Patria, seperti Biden. Tapi jika nanti saya juga dimarahi, berarti saya sepenting Biden.
Saya juga tak sependapat dengan Biden. Yang hanya menjadikan Jakarta sebagai contoh dalam pernyataannya. Saya tak mengerti data mana yang ia ambil. Apakah sama dengan prediksi yang saya ambil? Yang jelas tenggelam itu bukan cuma risiko Jakarta, dari peta tergambar itu berpotensi di seluruh dunia.
Terlepas dari itu semua, data ini bukan untuk menakuti. Dibuat agar semua waspada. Faktor perhitungan peta pasti ilmiah. Sebab banyak reputasi ilmuwan digantungkan dalam peta ini. Oo ya, Climate Central sebagai lembaga yang mengeluarkan peta prediksi lupa saya perkenalkan. Climate Central adalah sebuah organisasi independen yang terdiri dari ilmuwan dan jurnalis yang meneliti dan melaporkan fakta tentang perubahan iklim kita dan dampaknya terhadap publik.
Kerja penelitian yang divisualisasikan oleh Climate Central dimulai pada 2012. Para peneliti dan jurnalis memadukan semua data terkait naiknya muka air laut dan terus melakukan pemutakhiran mulai dari peta risiko, dokumen pendukung, citra satelit dan banyak lagi data yang mereka proses.
Sementara itu, kita yang bukan ilmuwan, kadang membantah-bantah mereka demi pembenaran atas kerusakan yang kita sudah perbuat atas alam dan lingkungan hidup.