LIPUTAN KHUSUS:
Survei: 9 dari 10 Fans Minta Industri K-Pop Ikut Aksi Iklim
Penulis : Kennial Laia
Komunitas internasional penggemar musik K-pop mendesak industri hiburan asal Korea turut terlibat dalam aksi nyata penanganan krisis iklim.
Perubahan Iklim
Sabtu, 24 Juli 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Sembilan dari 10 penggemar K-Pop setuju industri hiburan asal Korea itu terlibat aksi nyata mengatasi krisis iklim. Hal itu terlihat melalui survei fans dari seluruh dunia yang mendesak “perlunya budaya yang lebih ramah lingkungan di dalam komunitas K-pop.”
Hal itu diserukan menjelang perundingan perubahan iklim UNFCCC COP-26 di Glasgow, Inggris, November mendatang. Survei tersebut dilakukan Kpop4planet, yang merupakan platform aksi iklim yang diinisiasi oleh fans K-pop di seluruh dunia.
Sebanyak 95,6% setuju bahwa perusahaan hiburan berperan penting menjadikan industri K-pop lebih ramah lingkungan. Sementara itu 59,4% suara mengatakan penggemar punya peran utama, dan 39,5% menyatakan perubahan positif harus dilakukan oleh artis.
Survei itu berlangsung pada Juni-Juli 2021, dengan 367 responden dari berbagai negara. Diikuti oleh fans dari beberapa fandom yang berbeda, sebanyak 102 orang berasal dari Korea Selatan, dan sisanya dari berbagai negara.
Kpop4planet juga meluncurkan kampanye “No K-pop on a Dead Planet” yang menyerukan agar parapihak di dalam industri K-pop melakukan aksi nyata terhadap krisis iklim. Empat grup besar yang disasar adalah raksasa hiburan K-pop seperti HYBE (perusahaan yang menaungi grup boyband BTS), YG Entertainment, SM Entertainment, dan JYP Entertainment.
Nurul Sarifah, penyelenggara Kpop4planet, mengatakan saat ini dampak krisis iklim telah merambah sebagian besar belahan bumi, yang menjadi tempat tinggal fans K-pop. Hal itu terlihat dari rangkaian kebakaran hutan dan gelombang panas mematikan di Amerika Utara dan banjir di Eropa Barat, Cina, dan Afrika.
“Dulu korban bencana iklim sering berada di negara berkembang, tetapi kali ini berbeda. Peristiwa bencana akhir-akhir ini menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman dari dampak krisis iklim,” kata Nurul dalam keterangan yang diterima Betahita, Jumat 23 April 2021.
“Kami, fans K-pop tidak ingin menjadi ‘generasi terakhir’ yang bisa menikmati K-pop. Kami ingin bernyanyi dan bertemu idola kami dengan saling menguatkan dan berjuang melawan krisis iklim. Yang seharusnya juga didukung penuh oleh perusahaan tempat para idola kami bernaung,” ujar Nurul.
BLINK sebutan untuk fandom Blackpink, belakangan diketahui semakin banyak terlibat dalam aksi-aksi iklim melalui kegiatan daring maupun luring. Hal ini dipicu setelah idola mereka, Blackpink, dipilih sebagai duta resmi COP 26 tahun ini.
Aksi iklim melalui musik bersama para fans bukanlah hal baru. Pada 2019, Music Declare Emergency (MDE) www.musicdeclares.net menjadi sebuah gerakan untuk mendorong “Darurat Iklim dan Ekologis” yang dideklarasikan oleh lebih dari 1.300 organisasi musik, 2.900 artis, dan 1.400 individu.
Sebuah contoh yang baik juga dilakukan band Coldplay asal Inggris yang mempromosikan album terakhir mereka, Everyday Life. Band ini mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi melakukan tur "jika itu tidak karbon netral."
Kpop4planet memiliki beberapa rekomendasi untuk perusahaan hiburan, seperti meminimalkan penggunaan dan konsumsi plastik, menggunakan barang dan melakukan beberapa kegiatan rendah karbon untuk konser dan tur.
Para artis adalah komunikator yang ampuh untuk memperkuat pesan tentang darurat iklim. Menggunakan lirik dan musik mereka kepada fans di seluruh dunia.
Dayeon Lee, anggota Kpop4planet asal Korea Selatan mengatakan saat ini banyak fans K-pop yang aktif terlibat dalam aksi iklim, termasuk dalam penanaman pohon dan donasi bagi korban bencana iklim atas nama idola mereka.
Menurutnya, lebih dari 500 fandom di seluruh dunia menyadari bahwa dukungan dan partisipasi perusahaan hiburan sangat penting untuk membuat budaya K-pop lebih hijau, berkelanjutan, dan mengurangi dampak krisis iklim.
“Karena perusahaan lah yang menentukan arah musik dan penampilan artis mereka. Pengaruh komunitas K-pop di seluruh dunia untuk mengatasi masalah utama bumi ini sangat besar jika para perusahaan hiburan serentak bergerak bersama para fans,” ujar Lee.
Dukungan fandom dari berbagai negara
Jazz, BLINK asal Filipina mengatakan termotivasi bergabung dalam kampanye iklim di dalam dan di luar negeri usai Blackpink menjadi duta untuk COP26. “Saya harap misi idola kami, Blackpink, tidak berhenti di COP26 saja tetapi lebih dari itu. Jika YG Entertainment ikut mengambil aksi iklim lebih lanjut, para BLINK, termasuk saya, akan sepenuhnya mendukung,” kata Jazz.
Lavi, dari ARMY Indonesia, menuturkan BTS telah menunjukkan bagaimana musik dapat memiliki dampak besar pada cara orang memandang lingkungan mereka. “Saya berharap suatu hari nanti BTS akan membuat lagu khusus tentang alam yang mengajak manusia untuk bekerja sama menyelamatkan Planet Bumi,” ujar Lavi.
Clara, salah seorang fandom Stray Kids (STAY) Portugal mengakui lirik lagu idolanya, yang mengatakan ‘We’re running out of time’ adalah mengangkat isu perubahan iklim dalam karya mereka. Kreativitas adalah kunci untuk mengatasi krisis iklim.
“Malapetaka krisis iklim sudah ada di depan mata dan akan menyedihkan di saat bersamaan kita menikmati musik idola kita. Sudah saatnya kita para fans K-pop, para idola, dan industri K-pop mulai membicarakan masalah ini dan mengatakan #ClimateActionNow” tutup Clara.