LIPUTAN KHUSUS:
Laporan Terbaru IPCC Peringatkan Dunia Soal Titik Kritis Iklim
Penulis : Tim Betahita
Draf laporan terbaru IPCC yang bocor ke media mengungkapkan titik kritis perubahan iklim yang dapat mengubah pondasi kehidupan di Bumi.
Perubahan Iklim
Sabtu, 26 Juni 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Para ahli sains mengkhawatirkan pemanasan global akan memicu titik kritis pada ekosistem planet bumi, yang dikhawatirkan akan menyebabkan bencana yang meluas dan tidak dapat ditarik kembali, kecuali jika ada tindakan urgen dari pemerintah dunia.
Hal itu tertuang dalam draf laporan yang ditulis ahli sains terkemuka untuk Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). Dampak dari bencana yang diperkirakan akan lebih dekat dari yang disadari manusia, dan akan mengubah fundamental ekosistem kehidupan di dunia beberapa dekade mendatang, bahkan jika emisi gas rumah kaca dapat dikendalikan.
Draf laporan tersebut dilaporkan bocor awal tahun ini kepada Agence-France Presse, yang menerbitkan temuan itu pekan lalu. Draf tersebut memaparkan serangkaian ambang batas di mana pemulihan dari kerusakan iklim mungkin menjadi tidak mungkin.
“Kehidupan di Bumi dapat pulih dari perubahan iklim yang drastis dengan berevolusi menjadi spesies baru dan menciptakan ekosistem baru… Sedangkan manusia tidak bisa,” tulis laporan tersebut.
Titik kritis dapat dipicu ketika suhu mencapai tingkat tertentu, dengan dampak yang dapat secara cepat menyulut peristiwa berjenjang yang dapat berbalik. Contoh, karena kenaikan suhu memicu pencairan lapisan es di Kutub Utara, maka tanah yang tidak membeku itu pun melepaskan metana. Jenis gas rumah kaca ini sangat kuat dan pada gilirannya akan menambah peningkatan suhu.
Titik kritis lainnya termasuk mencairnya lapisan es kutub, yang ketika terjadi hampir tidak mungkin untuk dicegah bahkan jika emisi karbon berkurang signifikan. Hal ini akan menaikkan suhu permukaan laut secara dahsyat dan berlangsung selama berdekade mendatang.
Para ilmuwan juga menyebut kemungkinan hutan hujan tropis Amazon di Amerika Selatan berubah menjadi savana secara cepat. Peristiwa ini dapat terjadi secara cepat bahkan dengan kenaikan suhu yang relatif kecil.
Simon Lewis, profesor di University College London, mengatakan, laporan terbaru IPCC tersebut bukan merupakan sebuah kejutan karena semua informasi di dalamnya berasal dari fakta saintifik. “Pesan nyata dari IPCC adalah bahwa gelombang panas, kebakaran, banjir, dan kekeringan yang semakin parah ada di hadapan kita dengan dampak mengerikan bagi banyak negara," katanya seperti dikutip The Guardian.
"Di atas semua ini adalah perubahan yang tidak dapat diputarbalikkan, yang sering kita sebut titik kritis, seperti ketika suhu tinggi dan kekeringan menghilangkan sebagian dari hutan hutan Amazon. Titik kritis ini kemudian dapat terhubung, seperti menjatuhkan domino,” jelasnya.
Myles Allen, profesor di University of Oxford, mengatakan masih ada waktu untuk mencegah dampak mengerikan dari krisis iklim. “Penting bagi orang untuk tidak mendapat pesan bahwa ‘ini sudah takdir jadi mengapa repot-repot?’."
"Sebaliknya ini adalah masalah yang bisa diperbaiki. Kita dapat menghentikan pemanasan global dalam satu generasi jika kita mau, yang berarti membatasi pemanasan di masa depan tidak lebih dari yang telah terjadi pada abad ini. Kami juga tahu caranya. Tinggal dilanjutkan saja,” jelas Allen.
Menurut laporan AFP, draf IPCC tersebut merinci paling tidak 12 titik kritis potensial. “Yang terburuk belum datang, dan itu akan memengaruhi anak dan cucu lebih dari kehidupan kita sendiri,” tulis laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa iklim telah berubah hanya dengan dengan pemanasan 1.1 derajat celcius di atas level pra-Industri. Satu dekade yang lalu, ilmuwan percaya bahwa membatasi pemanasan global di 2C di atas tingkat pertengahan abad ke-19 telah cukup melindungi masa depan bumi.
Hal itu dituliskan dalam Perjanjian Paris pada 2015, dan diadopsi hampir 200 engara yang berkomitmen secara kolektif membatasi pemanasan pada “jauh di bawah” 2C, dan 1,5C jika memungkinkan. Namun tren saat ini, suhu bumi diperkirakan setidaknya menuju 3C.
Model penelitian sebelumnya memperkirakan bahwa perubahan iklim yang mengubah kehidupan bumi tidak mungkin terjadi sebelum 2100. Namun draf laporan PBB menyebut bahwa pemanasan yang berkepanjangan bahkan di atas 1,5C dapat menghasilkan “konsekuensi yang semakin serius, selama berabad-abad dan dalam beberapa kasus, konsekuensi yang tidak dapat diubah.”