LIPUTAN KHUSUS:
Level Karbon Dioksida di Atmosfer Kian Naik dan Berbahaya
Penulis : Tim Betahita
Level karbon dioksida menembus rekor baru dan semakin berbahaya karena mendorong krisis iklim.
Perubahan Iklim
Kamis, 10 Juni 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Level karbon dioksida di atmosfer mencapai angka yakni 419 bagian per juta (ppm) Mei lalu. Level emisi gas rumah kaca ini disebut berbahaya dan telah mencapai 50% lebih tinggi dibandingkan dengan saat era Industri dimulai. Angka rata-rata kenaikan juga semakin cepat.
Data tersebut merupakan yang tertinggi dalam 63 tahun terakhir sejak dicatat pertama kali di Mauna Loa Atmospheric Baseline Observatory, Hawai. Angka terus naik walaupun terjadi penurunan aktivitas industri dan penerbangan udara tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Saat ini laju rata-rata kenaikan emisi membuka rekor baru, yakni di atas 2.4 bagian per juta setiap tahunnya selama satu dekade terakhir.
Melalui situsnya, National Oceanic And Atmospheric Administration menyebut banyak faktor kompleks mengitari kenaikan emisi gas rumah kaca. Pada 2020, misalnya, emisi global memang turun sebesar 6,4% namun karena berbagai faktor, penurunan moderat tersebut tidak berdampak besar pada penghitungan emisi karbon global.
Hal ini karena emisi masih dilepaskan ke atmosfer ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan melalui pohon-pohon yang dihanguskan api.
“Kunci pengendalian karbon dioksida di atmosfer adalah penurunan emisi dari bahan bakar fosil,” kata ahli geokimia Ralph Keeling dalam keterangan tertulis di situs NOAA.
“Tapi kita masih memiliki jalan yang panjang untuk menghentikan kenaikannya, karena setiap tahun lebih bayak CO2 menumpuk di atmosfer. Pada akhirnya kita membutuhkan pemotongan yang jauh lebih besar dan berkelanjutan lebih lama dibandingkan penghentian aktivitas sementara karena Covid-19 pada 2020,” terangnya.
Laporan dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menemukan bahwa, negara-negara di dunia harus memotong emisi global sebesar 7.6% setiap tahun selama satu dekade mendatang. Langkah tersebut dianggap perlu untuk mencapai target kenaikan suhu di bawah 1.5 derajat celcius sesuai dengan Perjanjian Paris.
Laboratory di Mauna Loa menggabungkan dua jenis observasi untuk mengamati karbon dioksida. Mereka menemukan bahwa level saat ini tidak pernah ada sebelumnya di Bumi sejak era Pliosen, antara 4.1 juta dan 4.5 juta tahun lalu – dan permukaan laut global saat itu lebih tinggi 2,13 meter dari saat ini.