LIPUTAN KHUSUS:
Mengungkap Penyebab Hutan di Jawa Terus Menyusut
Penulis : Tim Betahita
Alih fungsi hutan untuk lahan pertanian, pemukiman, industri, infrastruktur, kawasan komersial, dan sebagainya mendominasi penyebab kegundulan hutan di Jawa.
Lingkungan
Selasa, 30 Maret 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Ahli mengungkapkan beberapa faktor penyebab luas kawasan hutan di Pulau Jawa semakin mengecil. Saat ini luasnya hanya sekitar 24 persen dari luas pulau tersebut sekitar yakni 128.297 km2.
Peneliti utama bidang konservasi keanekaragaman hayati dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hendra Gunawan mengatakan dari sekitar 24 persen kawasan hutan di Pulau Jawa tutupan hutannya hanya sekitar 19 persen.
Sedangkan lima persen lainnya, di antaranya berupa kebun raya dan taman kehati, yang memiliki fungsi seperti hutan.
"Semakin mengecilnya hutan di Pulau Jawa, yakni pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, karena beberapa sebab, di antaranya adalah, alih fungsi hutan untuk lahan pertanian, pemukiman, industri, infrastruktur, kawasan komersial, dan sebagainya," kata Hendra mengutip Antara, kemarin (29/3).
Adanya alih fungsi hutan itu sehingga kawasan hutan menjadi hilang, rusak, terpecah-pecah, dan hal ini mengancam keanekaragaman hayati di dalamnya. "Dampak lainnya yang terjadi adalah, krisis air, bencana banjir, tanah longsor, konflik satwa, dan sebagainya," katanya.
Menurut Hendra, hutan yang hilang, rusak, dan terpecah-pecah itu perlu dilakukan penanganan, untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.
Dia menjelaskan, hutan yang hilang secara permanen, misalnya untuk pembangunan gedung dan infrastruktur, maka perlu dilakukan restorasi dengan melakukan penghijauan di lokasi lainnya yang memungkinkan.
"Hutan yang rusak perlu direhabilitas serta yang yang terpecah-pecah perlu dibuat koridor penghubung bagi keanekaragaman hayati," katanya.
Hendra mengusulkan agar para pemangku kepentingan melakukan aksi-aksi lokal untuk penyelamatan keanekaragaman hayati melalui kegiatan menanam pohon di ruang terbuka hijau (RTH).
"Pembangunan RTH itu akan lebih baik dibangun dengan konsep keanekaragaman seperti ekosistem hutan," katanya.
Hendra mencontohkan, konsep tersebut adalah kebun raya dan taman kehati. Berdasarkan data LIPI pada 2019, di Indonesia ada 43 kebun raya dengan luas total sekitar 8.850,6 hektar dan 29 taman kehati dengan luas total 1,863,5 hektar.
Menurut dia, Taman Kehati ini sangat cocok sebagai laboratorium lapangan dan wahana pembelajaran bagi siswa sekolah, sekaligus memberikan pengetahuan dan pembentukan karakter cinta lingkungan.
Dia menjelaskan, di taman kehati ini banyak aspek yang dapat digali, seperti ekologi, konservasi, hidrologi, botani, sosiologi, ekonomi, tanaman obat, pangan, hingga peran tumbuhan sebagai peredam kebisingan dan pencemaran.
ANTARA| CNN INDONESIA