LIPUTAN KHUSUS:
2021: Menteri Siti Targetkan Rehabilitasi 264 Ribu Hektare Hutan
Penulis : Tim Betahita
Sejauh ini, penanaman sudah dilakukan di lahan seluah 17.474 hektare. Jumlah bibit yang ditanam sebanyak 7.297.100 batang sepanjang Januari hingga Februari 2021.
Deforestasi
Jumat, 26 Maret 2021
Editor :
BETAHITA.ID -Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menargetkan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) seluas 264 ribu hektare pada 2021. Ia mengklaim kegiatan ini mampu menekan penebangan hutan.
"Untuk kegiatan RHL tahun 2021, target penanaman seluas 48.875 hektare dan target pemeliharaan seluas 215.950 hektare," kata Siti melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (25/3).
Siti mengatakan pihaknya telah menyiapkan bibit sebanyak 136 juta batang dari 57 unit Persemaian Permanen, 973 unit Kebun Bibit Rakyat (KBR), dan 135 unit Kebun Bibit Desa (KBD).
Sejauh ini, penanaman sudah dilakukan di lahan seluah 17.474 hektare. Jumlah bibit yang ditanam sebanyak 7.297.100 batang sepanjang Januari hingga Februari 2021.
Sementara pada Maret hingga April, Siti menargetkan penanaman di lahan seluas 29.742 hektare dengan jumlah bibit mencapai 12.435.921 batang.
Politikus Partai Nasdem itu melaporkan sepanjang 2015-2020, KLHK telah merehabilitasi lahan seluas 574.556 hektare, penanaman mangrove seluas 18.704 hektare dengan jumlah bibit mencapai 658,9 juta batang.
Menurutnya, strategi ini tepat untuk menekan deforestasi serta dapat memberdayakan masyarakat setempat. Selama ini, masyarakat selalu dilibatkan dalam proses pembibitan, penanaman hingga pemeliharaan.
"Kegiatan RHL telah memberikan indikasi penurunan deforestasi dari 3,51 juta hektare di tahun 1996, turun 1,09 juta hektare di 2015 dan 115 ribu hektare ti tahun 2020. Terendah sepanjang sejarah," ujarnya.
Sebelumnya, KLHK melaporkan luas deforestasi netto periode 2019-2020 mencapai 115,45 ribu hektare. Angka ini turun 75,03 persen dari periode 2018-2019, yakni 462,46 ribu hektare.
Sementara angka deforestasi bruto tahun 2019-2020 mencapai 119,1 ribu hektare. Turun dari tahun 2018-2019 yang mencapai 465,5 ribu hektare.
Aktivitas penebangan hutan menjadi sorotan beberapa waktu terakhir ini, terutama di Papua. Koalisi Indonesia Memantau menyatakan penebangan hutan di Papua dan Papua Barat meningkat sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Informasi dan Data Auriga Nusantara, Dedy Sukmara mengatakan dalam 20 puluh tahun terakhir tutupan hutan alam di Papua dan Papua Barat menyusut 663.443 hektare. Sebesar 71 persen terjadi sepanjang 2011-2019.
Penyusutan tutupan hutan paling besar terjadi di Kabupaten Merauke dengan 123 ribu hektare, Boven Digul 51,6 ribu hektare, Nabire 32,9 ribu hektare, Teluk Bintuni 33,4 ribu hektare, Sorong 33,4 ribu hektare, dan Fakfak 31,7 ribu hektare.
Sebagian besar lahan tersebut untuk perkebunan sawit. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan ekspansi industri kelapa sawit membawa sejumlah persoalan tersendiri bagi tanah Papua. Satu di antara masalah itu yakni deforestasi.