LIPUTAN KHUSUS:
Orangutan yang Dipulangkan dari Malaysia Masih Direhabilitasi
Penulis : Sandy Indra Pratama
Sembilan satwa dilindungi itu adalah barang bukti kasus perdagangan satwa ilegal di Malaysia yang pelakunya sudah dihukum.
Satwa
Jumat, 05 Maret 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Kondisi sembilan ekor orangutan sumatera (Pongo abelii) repatriasi dari Malaysia mulai normal, nyaman, berpotensi dilepasliarkan. Sebagian masih ada yang ketakutan dan manja. Hal ini dipaparkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut).
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi mengatakan, 9 orangutandari Malaysia terdiri dari 4 berjenis kelamin jantan dan 5 betina. Orangutan diberangkatkan 17 Desember 2020 dari Bandara Internasional Kuala Lumpur untuk diterbangkan ke Indonesia menggunakan penerbangan Garuda Indonesia GA-821.
"Sembilan satwa dilindungi itu adalah barang bukti kasus perdagangan satwa ilegal di Malaysia yang pelakunya sudah dihukum," kata Hotmauli, kemarin.
Orangutan itu direpatriasi melalui Bandara Internasional Kualanamu pada Jumat, 18 Desember 2020. Selajutnya direhabilitasi di Pusat Karantina Orangutan Sumatera (PKOS) di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Diterangkan Hotmauli, 9 ekor orangutan itu masing-masing bernama Yaya (betina) 21 Kg, Unas (betina) 12 Kg, Shielda (betina) 17 Kg, Ying (betina) 15 Kg, Mama Zila (betina) 17 Kg. Kemudian Papa Zola (jantan) 20 Kg, Payet (jantan) 11 Kg, Feng (jantan) 18 Kg, dan Sai (jantan) 17 Kg.
"Semua orangutan sehat, dan telah menjalani serangkaian tes kesehatan, termasuk Covid-19 dengan hasil semua negatif," terangnya.
Sebelum dikembalikan ke Indonesia, selama di Malaysia, sembilan orangutan tersebut dititip dan dirawat di National Wildlife Rescue Center di Sungkai Perak.
Supervisor Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi YEL-SOCP, Dokter Hewan Citra Kasih Nente menuturkan, 9 orangutan tersebut berpotensi dilepasliarkan. Citra berharap tidak melakukan kesalahan dalam merehabilitasinya, karena usia 9 orangutan masih sangat riskan.
"Yang dilihat itu masanya, ada yang bisa cepat, ada yang lama direhabilitasi," paparnya.
Sebelum dilepasliarkan, ada tahapan yang dilewati 9 orangutan tersebut, seperti tahap karantina dan rehabilitasi. Karantina fokus pada masalah kesehatan walaupun diproses rehabilitasi sudah dimulai pelan-pelan.
"Orangutan sekarang ini masih di dalam tahap karantina selama tiga bulan," ujarnya.
Setelah itu akan dilaksanakan pemeriksaan kesehatan pascakarantina, karena saat kedatangannya juga dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum karantina. Jika semuanya normal atau baik-baik saja, mereka masuk proses rehabilitasi secara psikis maupun kesehatan.
Diterangkan Citra, rehabilitasi yang banyak ditangani justru persoalan mental, seperti yang terlihat pada 9 orangutan repatriasi masih ada yang ketakutan, menjauh, dan manja. Hal-hal tersebut tidak dibutuhkan ketika mereka hidup di hutan.
"Tujuan akhir kita lepasliarkan mereka biar bisa hidup secara merdeka dan mandiri, tidak perlu bantuan kita, manusia," tandasnya.
LIPUTAN6 |