LIPUTAN KHUSUS:
Seluas 248 Hektare Lahan Terbakar di Riau Sejak Januari
Penulis : Sandy Indra Pratama
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau Edwar Sanger mengatakan kebakaran lahan paling luas terjadi di Kabupaten Bengkalis.
Lingkungan
Rabu, 24 Februari 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Sejak awal Januari hingga hari ini, luas lahan yang terbakar di wilayah Provinsi Riau, menurut data Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, sudah mencapai luasan 248 hektare. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau Edwar Sanger mengatakan kebakaran lahan paling luas terjadi di Kabupaten Bengkalis.
Lahan gambut yang terbakar di Bengkalis luasnya mencapai 82 hektare (ha). Kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Siak (45 ha), Kota Dumai (40 ha), Kabupaten Indragiri Hilir (40 ha), Kabupaten Pelalawan (26 ha), Kepulauan Meranti (4 ha), Indragiri Hulu (5 ha), dan Rokan Hilir (5 ha).
Gubernur Riau Syamsuar menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya dari pertengahan Februari hingga 31 Oktober 2021. "Kami juga sudah menurunkan tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan Manggala Agni, termasuk bantuan pemadaman dari perusahaan di sekitar lokasi kebakaran," katanya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pada Selasa pagi satelit mendeteksi 20 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera dan 15 di antaranya ada di Riau.
Di wilayah Riau, titik panas terpantau di Kabupaten Siak (10), Kota Dumai (2), Pelalawan (2), dan Indragiri Hilir (1).
Wakil Gubernur Riau Edy Narat Nasution meminta semua pihak membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. "Kalau sudah meluas, (pemadaman) itu biaya mahal, bisa sampai triliunan, butuh waktu yang lama dan personel yang banyak untuk mengatasinya. Jadi pencegahan harus dilakukan sejak awal," demikian Edy Natar Nasution.
Sebelumnya, Menurut pantauan BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Senin pagi pukul 06.00 WIB seluruhnya ada 126 titik panas indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera dan 63 di antaranya ada di Provinsi Riau.
Di wilayah Provinsi Riau, titik panas indikasi awal karhutla terpantau di Kabupaten Pelalawan 32 titik api, Kabupaten Bengkalis sebanyak 18 titik, Kota Dumai (7), Kabupaten Rokan Hilir (4), Kabupaten Kepulauan Meranti (1), dan Kabupaten Indragiri Hilir (1).
Yasir mengemukakan bahwa wilayah Provinsi Riau saat ini memasuki musim kemarau pertama, berbeda dengan daerah lain di Pulau Jawa yang saat ini masih mengalami musim hujan.
"Riau punya karakteristik yang berbeda karena kebalikannya apabila di Jawa kondisi basah, maka di Riau kering. Sekarang Riau sedang musim kemarau yang pertama sampai bulan April," katanya.
Menurut dia, suhu udara di Riau berkisar 32 sampai 33 derajat Celsius dan kelembabannya udaranya tergolong rendah sehingga udara terasa panas dan gerah. "Sampai saat ini juga belum ada peluang akan hujan," katanya.
Pemerintah Provinsi Riau memberlakukan status siaga darurat karhutla mulai dari Februari hingga akhir Oktober 2021 guna mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa diantisipasi jelang musim kemarau. Ia tak ingin masalah kabut asap di Indonesia akibat karhutla jadi pembahasan dalam forum pertemuan negara Asia Tenggara (ASEAN).
"Jangan sampai kita ini malu di ASEAN Summit, pertemuan negara-negara ASEAN ada satu dua tiga negara yang membicarakan lagi mengenai ini. Dalam lima tahun ini sudah enggak ada, jangan sampai dibuat ada lagi. Saya titip itu, malu kita. dipikir kita enggak bisa menyelesaikan masalah ini," kata Jokowi dalam rapat di Istana Negara, Jakarta, awal pekan ini.