LIPUTAN KHUSUS:

Ada 2 Jerapah Kerdil di Afrika, Dikhawatirkan Punah


Penulis : Betahita.id

Dua jerapah kerdil ditemukan di Afrika, satu di Namibia dan lainnya di Uganda. DIkhawatirkan punah.

Biodiversitas

Rabu, 20 Januari 2021

Editor :

BETAHITA.ID - Peneliti mengidentifikasi dua jerapah liar kerdil dengan tinggi sekitar 2,7 meter--atau separuh tinggi rata-rata satwa paling jangkung itu.

Satu jerapah itu yang dinamai 'Gimli'--diambil dari karakter dalam film trilogi Lord of the Rings, pertama kali terlihat pada 2015 di taman nasional di Uganda.

Baca juga Jerapah Putih di Kenya Ini Tinggal Satu-Satunya di Dunia

"Reaksi pertama saat itu adalah sulit percaya apa yang kami lihat," kata ketua tim peneliti, Michael Brown, seorang peneliti konservasi di Giraffe Conservation Foundation dan The Smithsonian Conservation Biology Institute, kepada The New York Times.

Jerapah kerdil (kanan) di Namibia. (Emma Wells)

Kaki-kaki jerapah itu janggal karena pendek. Seperti ada seseorang yang memasangkan leher serta kepala jerapah pada badan kuda.

Pada 2018, para peneliti mendapati jerapah kerdil kedua, setinggi 2,6 meter, yang kemudian diberi nama Nigel. Berdasarkan laporan studi yang dipublikasi di jurnal BMC Researc Notes, 30 Desember 2020, lokasinya adalah di sebuah perkebunan swasta di Namibia tengah.

Setelah mempelajari proporsi jerapah-jerapah itu dan membandingkan mereka dengan jerapah lainnya dengan umur yang sama, para peneliti menyimpulkan kalau Gimli dan Nigel memiliki kelainan perkembangan tulang yang dikenal sebagai skeletal dysplasia. Kelainan ini yang kemudian menyebabkan mereka tumbuh kerdil.

Kekerdilan pernah ditemukan sebelumnya pada hewan domestik termasuk anjing, sapi, dan babi, tapi jarang ditemukan pada satwa liar. Gimli dan Nigel adalah juga dua jerapah pertama yang diketahui memiliki kelainan kerdil itu.

Sayangnya, tubuhnya yang pendek membuat mereka menjadi mangsa yang lebih mudah untuk para pemburunya di alam liar. "Karena mereka tak lagi memiliki kemampuan berlari dan menendang, dua taktik antipredator jerapah yang paling efektif," kata Brown.

Tambahan lagi, Gimli dan Nigel akan kesulitan untuk kawin karena hampir tidak mungkin untuk mereka mengawini jerapah betina normal yang tingginya bisa 4,3 meter. "Tambahan lagi kedua jerapah kerdil ini jantan semua," kata David O'Connor, presiden nonprofit Save Giraffes Now, kepada New York Times.

Gimli terakhir kali terlihat pada Maret 2017 dan Nigel pada Juli 2020. Para peneliti berharap bisa segera bertemu lagi dengan keduanya. Hal ini karena, secara keseluruhan, populasi jerapah telah jauh berkurang di Afrika selama beberapa dekade belakangan.

Baca juga:
Gajah Bostwana Mati Massal Karena Racun Bakteri dari Sumber Air

Giraffe Conservation Foundation memperkirakan hanya tersisa sekitar 11 ribu jerapah di habitat alam liarnya. "Fakta bahwa ini adalah deskripsi pertama jerapah kerdil adalah contoh lain tentang betapa sedikitnya yang sudah kita ketahui," kata Julian Fennessy, direktur dan pendiri GCF.

LIVESCIENCE | TEMPO | TERAS