LIPUTAN KHUSUS:

Selamat Jalan Ulrike Freifrau Von Mengden


Penulis : Redaksi Betahita

Dunia pelestari satwa berduka. Ulrike Freifrau Von Mengden, yang aktif dalam konservasi orangutan, meninggal pada 23 Januari 2020.

Sosok

Senin, 27 Januari 2020

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Dunia pelestari satwa berduka. Ulrike Freifrau Von Mengden, yang aktif dalam konservasi orangutan, meninggal pada 23 Januari 2020.

Pesan duka itu dicuitkan akun Ragunan Zoo pada Kamis 23 Januari 2020. “Ibu Mengden meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan,” kata Bambang W dari Taman Margasatwa Ragunan ketika dihubungi, Jumat 24 Januari 2020.

Bambang mengungkap Ulrike, yang dikremasi pada Sabtu–sesuai pesan sebelum meninggal– sudah sakit-sakitan di pengujung usianya. “Karena sudah tua juga, beliau meninggal menjelang usia seratus tahun,” kata Bambang.

Dalam pesannya, Taman Marga Satwa Ragunan menulis Ulrike sebagai Mother Theresa of the Orangutans. Ini, menurut Bambang, pantas karena perhatian dan kasih sayang perempuan yang masih tercatat sebagai warga Jerman itu kepada 40-an koleksi orangutan dan banyak jenis satwa lainnya di Ragunan.

Ulrike Freifrau Von Mengden. Instagram/Ragunanzoo

Kecintaan terhadap satwa terutama  orangutan itulah yang membuatnya  menetap selama 55 tahun di Taman Margasatwa Ragunan. Datang ke Indonesia pada 1952 dari Bonn, Jerman, bersama suaminya yang juga diplomat Jerman Barat saat itu, Ulrike sudah memulai kecintaannya pada satwa saat kebun binatang Jakarta masih berlokasi di Cikini, yang sekarang adalah Taman Ismail Marzuki.

Ulrike atau Ulla pada masa itu sesekali dimintai bantuan oleh Benjamin Galstaun yang merupakan ahli zoologi. Pada 1965, Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin, memindahkan taman margasatwa tersebut ke Ragunan. Ulla pun diberikan rumah khusus di dalam kompleks kebun binatang untuk memudahkan memantau satwa.

Kepeduliannya kepada satwa tak berubah. Bambang memberi kesaksian bagaimana dia pernah mengikuti Ulrike keliling kandang dan menyaksikan tangan perempuan tua itu memberikan langsung makanan ke setiap orangutan yang ada. “Kami sebagai insan konservasi tentu kehilangan dan akan melanjutkan semangat dan kecintaannya kepada orangutan,” katanya.

TEMPO.CO | TERAS.ID