LIPUTAN KHUSUS:

6 Terowongan Pelintasan Gajah Dibangun di Tol Pekanbaru – Dumai


Penulis : Redaksi Betahita

Ada enam perlintasan gajah. Satu di Sungai Tekuana, dan lima lainnya di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja,

Konservasi

Selasa, 28 Mei 2019

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Enam terowongan perlintasan khusus untuk gajah sumatera akan segera dibangun di proyek Jalan Tol Pekanbaru – Dumai agar keberadaan satwa dilindungi itu bisa tetap bebas berkeliaran di habitatnya dan tidak mengganggu pengguna jalan.

Baca juga:  Perdagangan Ilegal Gading Gajah di Pati Terbongkar, Nilainya Ratusan Miliar

"Ada enam perlintasan gajah. Satu di Sungai Tekuana, dan lima lainnya di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja," kata Pimpinan Proyek Pekanbaru – Dumai Seksi 3-4 dari PT Hutama Karya, Dinny Suryakencana, pada rapat Pleno Jalan Perlintasan Gajah di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, di Pekanbaru, Senin, 27 Mei 2019.

Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131,48 kilometer adalah bagian dari Tol Trans Sumatera yang merupakan program strategis nasional. Kementerian PUPR sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tidak melalui kawasan konservasi, namun ternyata jalan tol tetap melewati daerah jelajah (homerange) gajah sehingga perlu jalur perlintasan khusus berupa terowongan.

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)./Foto Dok. WWF Indonesia

Ia menjelaskan, perlintasan pertama di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar. Kemudian lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4. Masing-masing berada di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73 dan STA 74+400.

Ukuran terowongan gajah bervariasi ada yang punya tinggi batas ruang (clearance) 4,5 meter hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 meter hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Ia mengatakan selama proses pembangunan, pekerja di lapangan beberapa kali melihat gajah sumatera liar secara langsung maupun jejak-jejaknya di lokasi pembangunan perlintasan gajah.

Jembatan yang dibangun nanti akan sesuai dengan habitat alaminya. Ada beberapa tanaman yang ditanam di terowongan yang dibangun agar gajah merasa tidak terganggu ketika melintas di sana. Gajah-gajah tersebut akan melewati terowongan di bawah jalan tol.

"Ini khusus disiapkan untuk gajah, tidak seperti perlintasan jalan desa yang diperkeras. Ini kita usahakan seperti alaminya tak ganggu kontur alaminya," ujar Dinny Suryakencana.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan pada jalan tol yang akan dibangun, sebenarnya ada delapan titik potensi pertemuan dengan 'homerange' gajah di sekitar kantong gajah Suaka Margasatwa Balai Raja Kabupaten Bengkalis dan Giam Siak Kecil. Di Balai Raja ada enam gajah, sedangkan di Giam Siak Kecil ada 50 hingga 60 ekor gajah liar.

"Jarak terdekat rencana tol terhadap kawasan Suaka Balai Raja sekitar 65 meter, terdapat enam ekor gajah yang menetap di sana dan sedikitnya 42 ekor gajah yang bergerak secara rutin dari Suaka Balai Raja ke Suaka Giam Siak Kecil. Tapi akhirnya kita sepakati bersama Hutama Karya cukup dengan enam perlintasan gajah di daerah ini," katanya.

TEMPO | TERAS.ID