LIPUTAN KHUSUS:

Paviliun Indonesia dalam COP24 Resmi Dibuka


Penulis : Redaksi Betahita

Proses diplomasi dan negosiasi Indonesia dalam Conference of the Parties (COP24) resmi dibuka. Konferensi di bawah payung Kerangka Kerja Konvensi Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) tersebut digelar di Katowice, Polandia, dan akan berlangsung selama 2 Desember – 14 Desember, 2018. Baca juga: Jelang COP24, Emisi Karbon Indonesia Meningkat Proses diplomasi dan negosiasi

Uncategorized

Rabu, 05 Desember 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Proses diplomasi dan negosiasi Indonesia dalam Conference of the Parties (COP24) resmi dibuka. Konferensi di bawah payung Kerangka Kerja Konvensi Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) tersebut digelar di Katowice, Polandia, dan akan berlangsung selama 2 Desember – 14 Desember, 2018.

Baca juga: Jelang COP24, Emisi Karbon Indonesia Meningkat

Proses diplomasi dan negosiasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk sesi yang dinamakan Pavilion Indonesia. Dalam Pavilion Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selaku delegasi Indonesia akan menyampaikan kebijakan kebijakan negosiasi perubahan iklim Indonesia. Adapun sesi tersebut merupakan bagian dari “soft diplomacy” yang diadakan setiap tahun sejak Kesepakatan Paris dimulai pada 2015.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya akan siap berunding, tetapi juga akan menyampaikan capaian Indonesia dalam upayanya mencegah perubahan iklim, misalnya, terkait informasi dan komitmen dan upaya pengurangan emisi, kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim beserta kebijakan dan implementasi.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam pidato pembukaannya di Pavilion Indonesia, Katowice, Polandia, 3 Desember 2018/Dok.ppid.menlhk.go.id

Siti mengatakan bahwa semua pihak harus mengambil bagian dalam pengurangan emisi untuk mengatasi perubahan iklim, yang dilakukan salah satunya melalui berbagi pengetahuan.

“Petukaran informasi dan pengetahuan adalah salah satu cara terbaik, dan itulah yang dilakukan di Pavilion Indonesia,” kata Siti dalam sambutan pembukaan Paviliun Indonesia di Katowice, Polandia, Senin, 3 Desember 2018.

KLHK menyatakan bahwa Paviliun Indonesia merupakan kegiatan terus-menerus. Dalam COP24, akan ada 53 sesi yang bisa menjadi rujukan negara lain terkait kegiatan-kegiatan pencegahan perubahan iklim yang dilakukan Indonesia.

Kepala Badan Litbang dan Invoasi KLHK Agus Justianto selaku Penanggung jawab Paviliun Indonesia mengatakan bahwa kegiatan KLHK dalam paviliun tersebut merupakan kontribusi Indonesia bagi COP24. Paviliun Indonesia disiapkan selama sepuluh bulan dan akan menunjukkan pada negara-negara lain upaya pencegahan perubahan iklim yang dilakukan Indonesia.

Konferensi COP24 kali ini dihadiri sekitar 45 ribu orang peserta dari 197 perwakilan negara untuk membahas status dan upaya pengendalian perubahan iklim dunia. Sebelumnya, dampak perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata terhadap keberlanjutan negara-negara di dunia, dengan dampak yang buruk bagi kehidupan manusia.

Pembicaraan mengenai isu tersebut dimulai secara intensif pada COP 21 tahun 2015, yang mana negara-negara peserta bersepakat untuk berusaha menekan kenaikan suhu di bawah 2 derajat celcius pada tahun 2100, atau bahkan 1,5 derajat celcius sebagaimana tertuang dalam Kesepakatan Paris.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa COP24 akan menjadi penentu nasib pengendalian perubahan iklim ke depan. Negara-negara akan menunjukkan keseriusan komitmen.

“Hari ini tiga tahun setelah Kesepakatan Paris, semua negara hadir di Katowice untuk membuktikan komitmennya dalam pengendalian perubahan iklim,” kata Presiden Duda dalam pidato pembukaan COP24, Senin, 3 Desember 2018.