LIPUTAN KHUSUS:
Badak Sumatera Betina Ditranslokasi untuk Program Pengembangbiakan di Kaltim
Penulis : Redaksi Betahita
Gabungan tim konservasi berhasil menyelamatkan seekor badak Sumatra di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu, 28 November 2018. Berita baik tersebut diunggah situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Baca juga: Badak Sumatera Termasuk 7 Satwa Makin Langka di Indonesia Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dewasa berjenis kelamin betina tersebut sebelumnya jatuh
Konservasi
Jumat, 30 November 2018
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Gabungan tim konservasi berhasil menyelamatkan seekor badak Sumatra di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu, 28 November 2018. Berita baik tersebut diunggah situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca juga: Badak Sumatera Termasuk 7 Satwa Makin Langka di Indonesia
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dewasa berjenis kelamin betina tersebut sebelumnya jatuh dalam lubang jebakan (pit trap) di dekat aliran anak sungai Tunuq, pada Minggu pagi (25/11/2018), pukul 07.30 WITA. Lubang jebakan tersebut dipasang oleh tim konservasi dengan tujuan menangkap badak Sumatera liar untuk dimasukkan ke dalam program pengembangbiakan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur Sunandar mengatakan tim penyelamatan berhasil memindahkan badak tersebut dari pit trap ke kandang angkut dalam waktu kurang dari 24 jam. Esok harinya, badak yang dinamai Pahu itu dipindahkan kembali dari lokasi penangkapan ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) Hutan Lindung Kelian Lestari. Pahu tiba di SRS Kelian pada pukul 06.15 WITA (28/11).
Baca Juga Soal Orangutan di sini: Greenpeace Tuding Sawit untuk Biskuit Ini Rusak Habitat Orangutan
Sunandar mengatakan bahwa badak Sumatera tersebut dalam keadaan sehat. “Berdasarkan hasil pemantauan kondisi kesehatan badak Pahu tersebut stabil dan baik,” kata Sunandar, Rabu (28/11).
Upaya translokasi ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari tim dokter dan sesuai dengan Peraturan Dirjen BKSDAE nomor 1 Tahun 2018 tentang Prosedur Operasi Standar Translokasi Badak Jawa, Badak Sumatera, dan Badak di Kalimantan.
Dalam daftar merah International Union of Conservation for Nature, badak Sumatra masuk dalam kategori critically endangered atau terancam punah. Saat ini diperkirakan kurang dari 100 individu badak Sumatra yang hidup di alam, menurut data Population and Habitat Viability Analysis 2016. Selain di Sumatera, satwa langka tersebut juga hidup di alam Kalimantan dalam jumlah yang sangat terbatas.
Sunandar mengatakan bahwa populasi Badak Sumatera yang hidup di Kutai Barat tergerus oleh aktivitas eksploitasi sumber daya alam seperti tambang. Satwa langka tersebut terisolasi dari sejenisnya sehingga menyulitkan proses reproduksi.
“Badak Sumatera yang hidup di Kutai Barat, habitatnya terdesak oleh konsesi tambang, dan terisolasi, sehingga kemungkinan reproduksinya hampir tidak ada, dan terancam punah,” kata Sunandar.
Suaka Rhino Sumatra merupakan inisiatif yang didirikan September lalu oleh gabungan lima organisasi termasuk The National Geographic, World Wildlife Fund, Global Wildlife Conservation, the International Rhino Foundation, dan International Union for Conservation of Nature. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menangkap badak Sumatera yang terisolasi di alam liar dan memindahkannya ke dua fasilitas pengembangbiakan di Pulau Borneo dan Sumatera.
“Satwa dunia hilang semakin cepat dalam sejarah manusia, dan sudah saatnya kita bersama-sama menghentikan situasi berbahaya ini,” kata Wakil Presiden dan Ketua Ilmuwan National Geographic Society Jonathan Baillie dalam pernyataan di situs organisasi tersebut, Rabu (28/11).
“Badak Sumatera merupakan salah satu mamalia yang paling unik secara evolusi di planet bumi. Penyelamatan minggu ini merupakan sebuah langkah penting dalam memastikan kita tidak kehilangan seluruh jenis badak dari pohon kehidupan. Tapi ini hanyalah awal. Bila kita ingin menyelamatkan spesies ini, maka kita membutuhkan dukungan penuh dari individual dan organisasi lain,” tambahnya.
Baca Juga: Orangutan di Aceh Ini Buta Akibat Luka Tembak
Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen penuh terhadap upaya pengembangbiakan badak Sumatra. Dia menambahkan bahwa translokasi merupakan langkah awal yang sangat krusial dalam upaya pemerintah menyelamatkan badak Sumatera untuk mempertahankan populasi satwa langka tersebut.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh, tidak hanya untuk upaya pengembangbiakan semi alami yang sekarang sedang berlangsung, tetapi untuk menjaga habitat alami badak Sumatera, dengan harapan akhirnya melepaskan kembali ke satwa alam,” tegasnya.