LIPUTAN KHUSUS:

Pulau Kecil: Sangihe, Rumah Ikan dan Udang Endemik


Penulis : Gilang Helindro

Perairan di pulau kecil Sangihe relatif belum tercemar dan dirusak industri ekstraktif. Begini kehidupan di dalamnya.

Biodiversitas

Sabtu, 26 Juli 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Keunikan ekosistem perairan tawar di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengungkap potensi besar keanekaragaman hayati, khususnya spesies ikan dan udang air tawar endemik. Terletak di ujung timur laut Sulawesi Utara dan berbatasan langsung dengan Mindanao, Filipina, wilayah ini memiliki kondisi geografis khas berupa pulau-pulau vulkanik berbukit curam dan sistem sungai pendek berarus deras yang jernih.

Ganjar Cahyo Aprianto, Conservation Programme Officer dari Burung Indonesia, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa habitat air tawar semacam ini sangat penting bagi spesies amphidromous, ikan yang bermigrasi antara air asin dan air tawar, namun bukan untuk berkembang biak. “Mereka sangat bergantung pada perairan yang kaya oksigen,” kata Ganjar, dikutip Minggu 20 Juli 2025.

Dalam ekspedisi terbaru, tim Burung Indonesia berhasil mengidentifikasi tiga kelompok spesies utama di ekosistem sungai Sangihe, yaitu ikan gobi, ikan kuhlia (kanamaheng dalam bahasa lokal), dan udang air tawar. Beberapa spesies yang ditemukan antara lain Giuris viator, Lentipes arnatus, Sicyopus zosterophorus, Kuhlia marginata, Caridina sp., Macrobrachium sp., dan Atyopsis sp.

Kondisi geografis dan sejarah geologis Sangihe yang terisolasi membuat wilayah ini berfungsi sebagai laboratorium alami untuk spesiasi, membuka kemungkinan evolusi spesies unik yang belum ditemukan. Hal ini menjadikan Sangihe sangat menarik bagi para ichthyologist atau peneliti ikan air tawar.

Kelompok spesies ikan gobi, Giuris viator. Foto: Burung Indonesia/Ganjar Cahyo Aprianto.

Keberadaan ikan dan udang ini juga menjadi indikator penting kesehatan ekosistem. “Perairan di Sangihe relatif belum tercemar dibanding wilayah Indonesia bagian barat, sehingga mencerminkan lingkungan yang masih baik,” jelas Cahyo.

Ikan gobi dari subfamili Sicydiinae, misalnya, berperan sebagai konsumen primer dalam rantai makanan dengan memakan alga dan biofilm, sedangkan udang seperti Atyopsis sp. menyaring partikel dari air dan membantu menjaga kejernihan perairan. Fungsi ekologis mereka sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan kualitas lingkungan akuatik.

Upaya perlindungan terhadap spesies asli ini, menurut Cahyo, bukan hanya demi pelestarian satu jenis hewan, tetapi juga menjaga fungsi ekosistem air tawar secara keseluruhan. “Hal ini berdampak langsung pada keanekaragaman hayati lain dan kesejahteraan manusia, terutama sebagai penyedia air bersih,” ujarnya.

Burung Indonesia menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk mengetahui apakah Sangihe juga menjadi jalur migrasi, tempat pemijahan, atau habitat pertumbuhan bagi spesies-spesies tersebut