LIPUTAN KHUSUS:

Ratusan Burung Selamat dari Penyelundupan di Surabaya


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Burung kiriman dari Makassar ke Surabaya itu dilepasliarkan di TWA Gunung Baung.

Biodiversitas

Senin, 02 Juni 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Ratusan burung berbagai jenis berhasil diselamatkan dari upaya penyelundupan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Penggagalan penyelundupan lebih dari 700 ekor burung tersebut dilakukan oleh petugas Ditpolairud Polda Jatim, pada Senin pekan lalu (26/5/2025).

Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim mengungkapkan, penyelundupan ratusan burung dari Makassar menuju Surabaya tanpa dokumen sah ini sudah terendus petugas sejak awal. Sejak tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, tim sudah memantau dan mengikuti kendaraan mencurigakan hingga akhirnya disergap di Jl. Demak, Morokembangan, Surabaya.

Penyergapan dilakukan saat 5 kotak kayu berisi burung dipindahkan dari sebuah truk ke sebuah mobil Daihatsu Terios hitam berplat nomor kendaraan Surabaya. Dari penyergapan itu tim menahan dua terduga pelaku, yang masing-masing adalah pengemudi kendaraan pengangkut. Barang bukti berupa ratusan burung yang dikemas tanpa perlindungan memadai juga disita.

Berdasarkan identifikasi oleh Tim Matawali BBKSDA Jatim, burung-burung yang diselundupkan itu terdiri dari 735 ekor burung kacamata biasa (Zosterops melanurus—438 ekor dalam kondisi hidup dan sisanya dalam kondisi mati, dan 7 ekor burung madu pengantin (Leptocoma sperata) dalam kondisi hidup.

Sekitar 297 ekor di antara lebih dari 700 ekor burung yang diselundupkan itu kondisinya sudah mati. Foto: BBKSDA Jatim.

Menurut BBKSDA Jatim, penyelundupan burung ini menunjukkan tingginya ancaman terhadap spesies burung endemik yang menjadi incaran perdagangan ilegal, karena wara-warni bulu dan kicaunya. Praktik ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengguncang keseimbangan ekosistem.

“Sebagian besar burung yang masih layak dilepasliarkan akan segera dikembalikan ke alam di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung pada Rabu, 28 Mei 2025,” kata Nofi Sugiyanto, Kepala Bidang Teknis BBKSDA Jatim.

Nofi menuturkan, TWA Gunung Baung dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena habitat alaminya sesuai dan sebelumnya telah terbukti aman untuk pelepasliaran burung sejenis.

Ia menyatakan, aparat penegak hukum dan otoritas manajemen konservasi akan terus mengawasi dengan ketat jalur-jalur penyelundupan. Ini penting karena selama permintaan pasar masih tinggi, terutama dari kolektor ilegal, satwa liar akan tetap berada dalam ancaman.