LIPUTAN KHUSUS:

Kata Mapbiomas Fire: 2,3 Juta Ha Hutan - Lahan Langganan Terbakar


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Dari 7,2 juta hektare hutan dan lahan yang terbakar sepanjang 2013-2023, 30-an persen langganan kebakaran. Ada yang setiap tahun terbakar.

Karhutla

Sabtu, 10 Agustus 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Berdasarkan hitungan Mapbiomas Indonesia - Fire, dalam periode waktu 2013 sampai 2023, total jumlah luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menyentuh angka 10,9 juta hektare. Dari angka itu, sekitar 7,16 juta hektare di antaranya terjadi di areal yang sama lebih dari satu kali.

Peneliti Yayasan Auriga Nusantara, Yustinus Seno menjelaskan, dalam rentang waktu 11 tahun, terdapat kejadian karhutla dengan total luas kebakaran 7.156.289,6 hektare, yang terjadi di atas areal yang sama seluas 2.337.678,2 hektare. Dengan lain perkataan, ada sekitar 2,3 juta hektare areal hutan dan lahan di Indonesia yang terbakar berulang kali dalam periode itu. Frekuansi keberulangan kebakaran tersebut mulai dari 2 kali sampai 11 kali.

"Yang paling banyak itu 11 kali. Luas arealnya 3.725,31 hektare. Jadi maksudnya, areal yang sama seluas 3,7 hektare mengalami 11 kali kebakaran dalam 11 tahun. Kalau dirata-rata, setiap tahun areal itu mengalami kebakaran satu kali," kata Yustinus, Jumat (9/8/2024).

Menurut lokasi kejadiannya, lanjut Yustinus, areal yang mengalami kebakaran berulang paling luas berada di Pulau Kalimantan, yakni seluas 748.345 hektare. Sedangkan di pulau-pulau lainnya, Bali-Nusa Tenggara seluas 458.257 hektare, Papua 340.358 hektare, Sumatra 338.526 hektare, Sulawesi 244.853 hektare, Jawa 145.486 hektare, dan Maluku 63.175 hektare.

Kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu faktor penyumbang hilangnya tutupan hutan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Foto: Auriga Nusantara.

"Kalau per provinsi, paling luas Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Masing-masing seluas 345.567 hektare, dan 338.934 hektare," ujarnya.

"Tapi untuk areal yang terbakar berulang sampai 11 kali, yang terluas di Nusa Tenggara Timur seluas 1.946 hektare, dan di Nusa Tenggara Barat seluas 1.121 hektare," ucap Yustinus.

Mapbiomas Indonesia - Fire merupakan pengembangan dari Mapbiomas Indonesia yang menyajikan data/peta lahan terbakar di Indonesia pada 2013 hingga 2023. Data-data tersebut juga tersedia sesuai dengan kelas penutupan dan penggunaan lahan berdasarkan MapBiomas Indonesia Landy Koleksi 2.0.

Ada beberapa produk yang dihasilkan Mapbiomas Indonesia - Fire, di antaranya peta area terbakar tahunan, frekuensi kebakaran, kebakaran bulanan, akumulasi kebakaran, area kebakaran pada kelas penutupan dan penggunaan lahan berdasarkan Mapbiomas Indonesia Landy Koleksi 2.0.

Mapbiomas Indonesia - Fire dikembangkan oleh jejaring masyarakat sipil yang ada di beberapa daerah, yakni Auriga Nusantara, Jerat Papua, Save Our Borneo (SOB), Green of Borneo (GoB), Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Genesis Bengkulu, Hutan Kita Institute (HaKI), Mnukwar, Kompas Peduli Hutan (Komiu), dan Sampan Kalimantan. Dengan didukung oleh Mapbiomas dan Woods Wayside International (WWI).