LIPUTAN KHUSUS:

Anoa Menggelandang Sampai Area Tambang


Penulis : Aryo Bhawono

Akibat rebutan lahan dengan perusahaan tambang.

Satwa

Senin, 15 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Rekaman munculnya anoa di kawasan tambang di Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, menyita perhatian. Habitat satwa endemik itu tergerus oleh tambang. 

Rekaman berdurasi 2 menit empat detik di laman facebook itu menunjukkan anoa tengah berkelindan di komplek bangunan pertambangan diikuti oleh beberapa pekerja. 

Dikutip dari Antara, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra menyebutkan bahwa anoa tersebut muncul di kawasan pertambangan milik PT Sulawesi Cahaya Mineral. 

Kepala BKSDA Sultra, Sakrianto Djawi, mengatakan akan melakukan evakuasi satwa liar tersebut. Ia menyebutkan pihak perusahaan telah menyediakan lokasi perlindungan satwa seluas 422 hektare dari total konsesinya, 3.800 ha.   

Bayi anoa bernama Raden mencari makan di Anoa Breeding Center (ABC) BPSILHK, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (2/2/2023)./Foto: Anoa Breeding Centre-BPSILHK

Hasil inventarisasi BKSDA Sultra, anoa yang mendiami kawasan itu sekitar 15 ekor.

“Berdasarkan aturan dan ketentuan izin pinjam pakai kawasan hutan pihak perusahaan pertambangan wajib menyediakan daerah atau kawasan perlindungan satwa,” kata dia. 

Peta sebaran spesies anoa.

Data pemberitaan Betahita menuliskan International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species mengkategorikan satwa endemik Pulau Sulawesi itu, yakni anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa gunung (Bubalus quarlesi), sebagai spesies terancam punah (endangered).

Menurut IUCN, tren populasi dua jenis satwa ini menurun (decreasing). Asesmen Juli 2014, populasi anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) sebanyak 2.499 individu. Sedangkan anoa gunung (Bubalus quarlesi), menurut hasil asesmen April 2016, populasinya berada di sekitar angka 2.500 individu.

Peneliti Spesies Yayasan Auriga Nusantara, Riszki Is Hardianto, mengatakan, di periode sebelumnya, yaitu 2009, jumlah populasi anoa dataran rendah diperkirakan masih berada di sekitar angka 5.000 individu. Artinya, bila pada 2014 angka populasinya jadi sekitar 2.499 individu, maka bisa dikatakan separuh populasi anoa dataran rendah hilang hanya dalam waktu kurang lebih 5 tahun.

"Tingkat penurunannya diyakini lebih besar dari 20% selama dua generasi (14-18 tahun), dan tidak ada subpopulasi yang diyakini berjumlah lebih dari 250 individu dewasa. Anoa sudah dinyatakan Terancam Punah (Endangered) sejak 1986 sampai sekarang," kata Riszki, Kamis (21/3/2024).