LIPUTAN KHUSUS:

Ikan Kakatua dan Kurisi Teluk Jakarta Tecemar Mikroplastik


Penulis : Gilang Helindro

Ikan kakatua anglu tergolong ikan pangan dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Kelautan

Minggu, 14 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Ikan kakatua anglu yang merupakan ikan herbivora di perairan Teluk Jakarta tercemar mikroplastik.

Temuan ini merupakan hasil penelitian tiga peneliti, Shinta Cahyaning Dewi, Aunurohim, Dian Saptarini pada 2023. Ketiganya menemukan keberadaan mikroplastik pada organ insang sebanyak 132,75 partikel/gram, gastrointestinal sebanyak 146,4 partikel/gram, dan daging sebanyak 32,2 partikel/gram. Ikan karang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 ekor ikan kakatua anglu.

Ikan kakatua anglu tergolong ikan pangan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Di Indonesia, akhir-akhir ini ikan tersebut telah menjadi komoditi ekonomis penting yang diekspor dalam keadaan segar ke berbagai negara seperti Hongkong, Taiwan, dan Singapura. 

Shintia dkk dalam penelitiannya mengatakan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik mikroplastik pada insang, gastrointestinal, dan daging pada dua ikan tersebut. Karakteristik mikroplastik diamati menggunakan mikroskop stereo dengan bantuan OptiLab.

Penampakan Ikan Kakatua yang dilindungi, di salah satu super market. Foto: Gilang/Betahita

“Kelimpahan mikroplastik pada 10 ekor ikan kakatua anglu sebesar 132,75 partikel/gram pada insang, 146,4 partikel/gram pada gastrointestinal, dan 32,2 partikel/gram pada daging,” tulis Shintia, dikutip Sabtu 13 Juli 2024.

Selain ikan kakatua anglu, peneliti juga memeriksa mikroplastik pada 10 ekor ikan kurisi sirip pucat. Mereka menemukan terdapat 120,5 partikel mikroplastik/gram pada insang, 219,75 partikel/gram pada gastrointestinal, dan 27,7 partikel/gram pada daging. Bentuk yang dominan pada ketiga organ dari kedua jenis ikan adalah bentuk fragmen dan warna yang dominan adalah hitam. 

Ikan kakatua anglu dan kurisi pucat merupakan ikan demersal yang hidup dekat dasar laut, dan umumnya menggunakan visualisasi dalam mencari makanan di permukaan, sehingga kemungkinan mangsa yang tertelan sulit dibedakan warnanya dan cenderung berwarna gelap 

“Perbedaan jumlah mikroplastik dengan warna tertentu dalam plastik dapat memudar karena paparan sinar matahari selama proses fragmentasi, semakin lama plastik berada di dalam air, semakin memudar warnanya,” tulis Dian.