LIPUTAN KHUSUS:

Dua Muara Sungai di Surabaya Terkontaminasi Mikroplastik


Penulis : Aryo Bhawono

Kontaminasi tertinggi terjadi di kawasan padat penduduk dengan vegetasi rendah.

Polusi

Jumat, 10 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Dua muara sungai di Surabaya terkontaminasi mikroplastik. Kontaminasi tertinggi terjadi di kawasan padat penduduk dengan vegetasi rendah.

Penelitian Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) dan Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya menunjukkan, muara tersebut--Tambak Wedi dan Wonorejo--tercemar mikroplastik berupa filamen, fiber, dan fragmen. Mikroplastik ini ditemukan dengan berbagai variasi warna. Variasi ini diperkirakan bersumber dari sampah plastik yang terdegradasi menjadi pecahan berukuran kurang dari 5 mm dan terbawa sungai menuju muara. 

Para peneliti mengambil sampel di tiga stasiun masing-masing aliran muara pada 29 Februari dan 3 Maret 2024. 

Penelitian berjudul ‘Peta Sebaran dan Kelimpahan Mikroplastik di Muara Sungai Wonorejo dan Sungai Tambak Wedi Surabaya’ menunjukkan kelimpahan mikroplastik di kedua sungai itu berbeda karena faktor kondisi tutupan pada aliran sungai. Muara Tambak Wedi memiliki kontaminasi mikroplastik relatif tinggi karena melalui pemukiman padat dan pengaruh aktivitas antropogenik. Kelimpahan mikroplastik pada kawasan ini mencapai titik tertinggi pada stasiun 2 dengan jumlah 478,3 partikel/ 100 L serta didominasi jenis fiber sebesar 45 persen.  

Lokasi pengambilan sample penelitian mikroplastik di Surabaya. Foto: Riset Peta Seabaran Mikroplastik Ecoton dan Fakultas Perikanan UB

“Kawasan Muara Tambak Wedi ini didominasi pemukiman, saluran limbah domestik juga menuju pada muara ini,” ucap Manajer Divisi Advokasi Ecoton, Alex Rahmatullah, ketika dihubungi pada Rabu (8/5/2025). 

Sedangkan kawasan Wonorejo memiliki kontaminasi mikroplastik relatif rendah karena faktor bantaran sungai yang masih banyak vegetasi. Kelimpahan tertinggi pada kawasan ini terdapat pada stasiun 1 dengan jumlah 324.7 partikel/100 L serta didominasi jenis filamen sebesar 53.6%. 

Pencemaran mikroplastik yang tinggi tidak terlepas dari aktivitas masyarakat dan industri di sekitar aliran sungai. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pemerintah untuk mengawasi aktivitas pembuangan sampah atau limbah yang mencemari lingkungan.

“Jadi kemungkinannya vegetasi ini, terutama mangrove, dapat menahan mikroplastik di aliran sungai,” kata dia.  

Alex menyebutkan penelitian ini merupakan rangkaian dari penelitian sebelumnya mengenai pencemaran kimia dan mikroplastik di DAS Brantas. Menurutnya kontaminasi mikroplastik menunjukkan risiko bahaya tinggi bagi masyarakat.

Mikroplastik akan masuk ke tubuh ikan. Jika ikan tersebut dimakan oleh manusia maka kontaminasi berlanjut. 

“Mikroplastik bisa termakan ikan, petani tambak, dan nelayan. Mereka secara aktivitas juga bersentuhan dengan biota pesisir,” ucap dia.

Selain berbahaya, mikroplastik juga menjadi sarana transportasi racun. Riset di DAS Brantas sebelumnya menunjukkan mikroplastik yang terkontaminasi fosfat. Artinya, fosfat dapat terbawa oleh mikroplastik.