LIPUTAN KHUSUS:

Sampah di Darat, Cemarnya Sampai Laut


Penulis : Gilang Helindro

Masalah sampah plastik di Indonesia kebanyakan berasal dari darat.

Sampah

Selasa, 23 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Konservasi Indonesia bersama Komunitas Generasi Peduli Bumi (GPB) dan kelompok mahasiswa Biologi Kelautan Universitas Indonesia (SIGMA B-UI) menggelar aksi teatrikal untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik di laut dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Bumi Sedunia pada 22 April. 

Melalui kolaborasi aksi dan edukasi tentang sampah plastik dan sampah laut ini, ujar Senior Vice President dan Eksekutif Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, masyarakat bersama pemerintah diharapkan dapat menjaga dan mengelola sumber daya alam kelautan. “Termasuk lingkaran ekologi dan ekonomi antara produksi dan perlindungan laut yang memiliki arti penting," kata Meizani, dikutip Senin, 22 April.

Menurut Meizani, masalah sampah plastik tak hanya berdampak di darat saja, tapi sudah mempengaruhi kehidupan biota laut. "Hal ini menjadi penting untuk dipahami semua pihak, agar dapat bergerak bersama-sama dalam menjaga laut sebagai sumber penghidupan," ungkap Meizani.

“Kita sudah tidak bisa tutup mata bahwa masalah sampah plastik di Indonesia kebanyakan berasal dari darat," kata Meizani lagi.

Konservasi Indonesia gelar aksi teatrikal di Jakarta pada Minggu (21/4/2024) dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia setiap tanggal 22 April. Foto: Antara/Konservasi Indonesia

Dia menambahkan, pihaknya mendukung semua kebijakan pokok dari ekonomi biru yang diusung pemerintah, yang salah satunya adalah upaya pembersihan sampah laut.  

Prilly Latuconsina, Founder Komunitas Generasi Peduli Bumi, mengungkapkan gerakan kolaborasi tersebut berawal dari keresahan saat melihat tumpukan sampah plastik ketika menyelam di laut. Menurut Prilly, selain merawat lingkungan dengan membersihkan pantai dari sampah laut, juga harus fokus pada keberlanjutan untuk pengolahan sampah yang telah dibersihkan. “Generasi muda tentu tidak ingin laut-laut di Indonesia yang sangat indah dan menjadi rumah dari ribuan spesies ikan dan ratusan spesies terumbu karang menjadi hancur akibat sampah plastik yang dibuang ke laut,” ungkap Prilly.

Prilly berharap, hasil daur ulang limbah plastik dapat didistribusikan kepada pengrajin lokal. "Kita ingin mengajak semua masyarakat untuk semakin menyadari penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari yang tidak hanya berakhir di tempat sampah, tetapi bisa menjadi sebuah karya yang bisa digunakan kembali," tambah Prilly.

Azka Alfathi Madani, Ketua Umum SIGMA-B UI menyampaikan Hari Bumi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk bisa memilah dan menangani sampah plastik, termasuk menemukan tempat yang tepat untuk mengumpulkan dan mengolah sampah plastik.