Paper Excellence - APP Sinar Mas, FSC: Kerabat Dekat atau Gelap?

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Hutan

Rabu, 06 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Meski menolak keluhan Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara, Forest Stewards Council (FSC) berencana melakukan kajian hubungan Paper Excellence dengan Asia Pulp & Paper (APP)-Sinar Mas Grup. Masyarakat sipil berharap FSC lebih transparan dalam melakukan kajian tersebut.

FSC adalah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1993 untuk mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Caranya dengan memberikan sertifikasi pada berbagai produk yang berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan.

Kepala Bidang Alam dan Pangan Greenpeace Kanada, Shane Moffatt mengatakan, meskipun kecewa karena FSC menolak pengaduan yang disampaikan, namun merasa senang karena FSC setidaknya telah menginisiasi tinjauan grup perusahaan terhadap hubungan Paper Excellence dengan APP.

"Namun, tinjauan ini perlu dilakukan dengan cara yang lebih transparan. Secara khusus, kerangka acuan dan temuan-temuan yang lengkap, bukan hanya pernyataan umum, harus disampaikan kepada publik Kanada," kata Moffat, dalam sebuah keterangan resmi, 29 Februari 2024.

Kebakaran lahan di PT Bumi Mekar Hijau. Perusahaan ini merupakan salah satu pemasok APP Sinarmas./Foto: Yayasan Auriga Nusantara

Menurut Moffat, pengambilalihan hutan oleh perusahaan multinasional di Kanada ini akan memiliki dampak jangka panjang bagi generasi yang akan datang. Lebih dari 12.000 orang telah menandatangani petisi yang menuntut transparansi yang lebih besar dari perusahaan penebangan kayu terbesar di Kanada dan seruan mereka akan semakin lantang.

Ketua Auriga Nusantara, Timer Manurung menambahkan, rencana FSC untuk melakukan tinjauan terhadap hubungan Paper Excellence dan APP ini menunjukkan bahwa FSC mungkin akhirnya akan membahas kerangka kerja Paper Excellence. Di Indonesia, keterkaitan antara Paper Excellence, APP, dan Sinar Mas Group, kata Timer, sudah menjadi rahasia umum. Lebih penting lagi, masyarakat sipil, termasuk Auriga Nusantara, telah menginformasikan kepada FSC mengenai keterkaitan ini selama bertahun-tahun.

"Lambatnya respon FSC sampai saat ini berisiko menimbulkan lebih banyak deforestasi, kebakaran hutan dan ketidakadilan sosial. Kami mendesak FSC untuk mengingat misinya dan memperbaiki pendekatannya di masa depan, termasuk dengan tinjauan Paper Excellence yang akan segera dilakukan," ujar Timer.

Terpisah, Manager Country FSC Indonesia, Hartono Prabowo, mengatakan, FSC Indonesia tidak terlibat dalam proses kajian hubungan Paper Excellence dengan APP tersebut, meskipun tetap diminta masukan dan sarannya. Khususnya apabila ada tambahan informasi lapangan.

"Mengenai komplain yang terkait PfA (Policy for Association), merupakan wewenang FSC International. Apabila diperlukan investigasi lapangan, maka tim investigasi akan dibentuk secara chamber balance dan expert bila diperlukan. Metodologi akan dibahas bersama antara FSCI, tim investigasi dan expert sesuai kasus yang terjadi," kata Hartono, Senin (4/3/2024).

Tanggapan FSC soal laporan Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara

Dalam surat tanggapan yang disampaikan kepada Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara, FSC mengungkapkan pihaknya sedang dalam proses merencanakan tinjauan grup perusahaan ketika menerima keluhan dari Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara. FSC menyebut butuh waktu untuk menilai kembali dan menyesuaikan rencana untuk memberikan tanggapan yang lebih rinci termasuk langkah-langkah konkret yang diambil.

"Kami tidak menganggap keluhan tersebut termasuk dalam cakupan kasus yang harus dikelola sesuai dengan prosedur Kebijakan Pemrosesan Keluhan untuk Asosiasi (PfA) (FSC-PRO-01-009)," kata Marc Jessel, Chief System Integrity Officer, FSC, dalam suratnya, 23 Februari 2024.

FSC melanjutkan, pada saat yang sama pihaknya menanggapi informasi yang diberikan dengan sangat serius dan akan bertindak dengan segera dan tegas. Keluhan tersebut tidak mencakup dugaan kegiatan yang tidak dapat diterima sebagaimana didefinisikan oleh PfA.

FSC melanjutkan, untuk memproses pengaduan sebagai pengaduan PfA dan memulai evaluasi, informasi substansial perlu disampaikan mengenai pihak terkait yang melanggar PfA FSC. Hal ini tidak terjadi dalam pengaduan yang disampaikan Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara, sehingga FSC tidak dapat memperlakukan kasus ini sebagai pengaduan PfA.

FSC akan melanjutkan tinjauan grup perusahaan sesuai rencana. Kami telah menyetujui persyaratan dengan Paper Excellence dan kontrak dengan firma hukum pihak ketiga sedang dalam tahap lanjut. Kami berharap dapat melihat hasilnya dalam waktu dua bulan dan berencana untuk mempublikasikan pernyataan tentang hasil tersebut setelahnya.

Sehubungan dengan permintaan lain yang tercantum dalam surat Greenpeace Kanada dan Auriga Nusantara, FSC mengatakan, tidak dapat membagikan kerangka acuan dan tidak mungkin ada tambahan pengamat tambahan dalam penyelidikan. Namun demikian, FSC tentu saja bertujuan untuk menjelaskan dasar pemikiran dari setiap keputusan yang yang mungkin diambil berdasarkan hasil tinjauan tersebut.

"Terakhir, saya ingin menekankan kembali bahwa kami menghargai keterlibatan dan dukungan Anda dalam kasus ini. Ini adalah tujuan kami untuk menggunakan kesempatan ini untuk memberikan kejelasan atas pertanyaan-pertanyaan yang masih terbuka," kata Jessel.

Kanal di lahan gambut diselimuti kabut asap dari kebakaran hutan di dalam konsesi milik PT Wira Karya Sakti (WKS) APP Sinar Mas Group di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Foto diambil pada tanggal 21 September 2019./Foto: Muhammad Adimaja/greenpeace

Paper Excellence kuasai industri pulp dan kertas di Kanada

Timer menguraikan, selama 15 tahun terakhir, Paper Excellence menjalankan strategi ambisius mengembangkan sayap bisnisnya dengan cara mengakuisisi berbagai perusahaan pulp untuk menjadi yang terbesar di Kanada.

Pada 2021, Paper Excellence mengakuisisi Domtar, salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di Amerika Utara dilanjutkan mengakuisisi perusahaan penebangan kayu raksasa lainnya, Resolute Forest Products pada tahun lalu.

Kini Paper Excellence memiliki 42 pabrik pulp, kertas, dan penggergajian bersertifikat FSC di Kanada, Amerika Serikat, dan Perancis. Di Kanada, perusahaan ini beroperasi di 5 provinsi dan mengelola 22 juta hektare lahan hutan, termasuk sekitar 7,3 juta hektare di Quebec dan Ontario yang berlisensi FSC.

Hasil investigasi Greenpeace Kanada dan organisasi masyarakat sipil lainnya pada Oktober 2022, menunjukkan Paper Excellence merupakan anak perusahaan APP yang dikendalikan perusahaan induk yang sama, yakni Sinar Mas Group. Baik APP dan Sinar Mas merupakan perusahaan yang terkenal sebagai perusak hutan tropis Indonesia.

Tidak hanya itu, Paper Excellence bahkan terendus menduduki kursi di Dewan Direksi FSC Kanada, melalui perusahaan yang diakuisisinya yakni Resolute Forest Products.

Bukti-bukti yang ditemukan pada investigasi tersebut berupa pengajuan perusahaan, pendaftaran pelobi, dan dokumentasi resmi pemerintah. Sebelumnya, pada Maret 2023, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) diikuti beberapa organisasi media Kanada mengukuhkan temuan-temuan tersebut.

“Sudah terlalu lama Sinar Mas memperluas operasinya di Amerika Utara tanpa ada konsekuensi dari FSC. Untuk menjaga kredibilitasnya, kami minta FSC menerapkan kebijakannya dengan tegas dan melepaskan diri dari Paper Excellence serta mengakui adanya hubungan Paper Excellence dengan APP yang memiliki rekam jejak buruk dalam hal deforestasi di Indonesia,” kata Timer.

Berangkat dari temuan-temuan tersebut, pada 8 November 2023 lalu, Greenpeace Kanada bersama Auriga Nusantara, kemudian melayangkan komplain dan meminta kepada FSC Pusat yang bermarkas di Jerman untuk mengakui hubungan Paper Excellence dengan APP dan meminta agar FSC tidak mengeluarkan sertifikat untuk perusahaan tersebut, termasuk mengambil langkah-langkah berupa pemutusan hubungan (disassociation) dengan Paper Excellence dan afiliasinya.

Permintaan pemutusan hubungan tersebut berdasarkan PfA FSC yang melarang bisnis perusahaan anggotanya terhubung dengan perusahaan induk, anak perusahaan, maupun perusahaan seinduknya (sister company) yang melanggar kebijakan FSC, khususnya yang melakukan praktik-praktik pengrusakan hutan seperti yang dilakukan APP.

Sebagai informasi, pada 2007, FSC secara resmi memutuskan hubungan dengan APP. Keputusan tersebut akibat dari keterlibatan APP dalam konflik sosial dan perusakan lingkungan.

Hubungan kepemilikan Paper Excellence dan APP pernah dilaporkan ke FSC

Untuk diketahui, pada Oktober 2019 Auriga Nusantara pernah menyurati FSC mengenai keterhubungan Paper Excellence dengan APP. Pada Juli 2020, atau sembilan bulan setelah disurati, FSC membalas surat Auriga Nusantara yang isinya mengakui adanya keterhubungan Paper Excellence dengan APP China melalui perusahaan Ever Dragon. Namun, FSC menyampaikan hal tersebut sebagai indirect involvement dengan APP (yang telah di-disasosiasi) sehingga FSC tidak bisa mencabut sertifikat FSC terhadap Paper Excellence.

Padahal, menurut Auriga Nusantara, pemilik tunggal Paper Excellence, Jackson Wijaya, merupakan anak dari Chairman APP Teguh Wijaya dan merupakan Direktur APP China ketika Paper Excellence mengakuisisi pabrik pertamanya di Kanada. Pabrik ini menggunakan kop surat Sinar Mas pada tahun-tahun pertama operasinya.

Pada 2021, Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Mary Ng di hadapan anggota the House of Commons merujuk Paper Excellence sebagai “Sinar Mas from Indonesia”.

Kemudian pada Mei 2023, Jean-Francois Guillot, CEO Operasional Paper Excellence di Perancis dan 2 pabrik di Kanada, memberikan pernyataan di hadapan Komite Parlemen. Ia tidak menyangkal fakta awal berdiri Paper Excellence menerima bantuan dari APP Sinar Mas. Namun bantuan itu kini telah dihentikan. Bentuk dukungan terakhir yakni dari Bank of China telah dihentikan pada 2020.

Glacier Media melaporkan bahwa Jean-Francois Guillot pada awalnya mengakui bahwa Paper Excellence dan APP--termasuk Sinar Mas yang dijalankan oleh Keluarga Wijaya memiliki hubungan hingga 2020, namun kemudian Guillot meralatnya dan mengatakan dia salah bicara dan mengatakan bahwa hubungan itu telah berakhir.

SHARE