Wali Lingkungan Ingatkan Polusi Berulang Medco di Pantom Rayeuk
Penulis : Gilang Helindro
Polusi
Kamis, 05 Oktober 2023
Editor :
BETAHITA.ID - Wali lingkungan Walhi Aceh kembali mengingatkan PT Medco E&P Melaka atas pencemaran limbah dan polusi udara di Desa Pantom Rayeuk T, Kabupaten Aceh Timur.
Afifuddin Acal, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Walhi Aceh mengatakan, kasus pencemaran ini sudah berlangsung lama dan berulang, pencemaran dirasakan warga yang tinggal di lingkar perusahaan tersebut.
“Kasus pencemaran di Medco ini bukan yang pertama, sudah berulang kali, dan memang cukup parah,” katanya saat dihubungi Rabu, 4 Oktober 2023.
Afif menyebut, kejadian terakhir polusi udara ini menelan korban sejumlah 35 orang, dan 5 di antaranya balita. 531 warga diungsikan ke kantor kecamatan Banda Alam.
Menurut pantauan Walhi Aceh, kata Afif, tidak ada mitigasi saat terjadi darurat polusi ini. Warga hanya dapat informasi, tidak boleh ada kegiatan dalam radius tertentu.
“Perusahaan memberi pemberitahuan radius 500 meter agar tidak ada kegiatan, dan tentu ini tidak cukup,” kata Afif.
Fakta di lapangan kata Afif, warga yang pertama menjadi korban dalam radius sekitar 2 kilometer. “Besoknya, 4 kilometer berdampak pada lansia yang harus dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Perusahaan abai terkait ini, sehingga penegak hukum harus turun tangan. “Sampai saat ini warga masih panik dan trauma untuk kembali ke rumah,” katanya
Salah satu warga menyebut, belum ada solusi konkret soal insiden tersebut, selain membayar kompensasi kepada warga yang mengungsi.
Ia menambahkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah mengenai penyebab,sumber dan risiko terhadap korban terpapar gas beracun.
Medco menyebut, dalam keterangannya desa tersebut sudah aman. “Namun beberapa warga dalam radius tertentu masih menghirup bau dari gas dan kembali dirawat di puskesmas kecamatan,” katanya.
Sejumlah warga yang bermukim di sekitar PT Medco E&P Malaka di Kabupaten Aceh Timur ini terus mengeluhkan bau busuk dari proses produksi minyak dan gas milik perusahaan. Terlebih warga yang berada di Gampong Blang Nisam, Alue Ie Mirah, Suka Makmur dan Jambo Lubok sudah empat tahun lebih mencium bau tak sedap dan mulai resah.
Nurdianti SH, Koordinator Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan (KoPPeduli), mengatakan, kondisi yang berlarut ini telah memakan korban perempuan, anak hingga ibu hamil serta para lansia yang tinggal di lingkaran tambang perusahaan tersebut.
"Hingga kini belum ada penanganan yang serius dari pemerintah maupun pihak perusahaan," katanya.
SHARE