BKSDA Kaltim Selamatkan Induk Orangutan Malnutrisi dari Konsesi
Penulis : Aryo Bhawono
Satwa
Selasa, 26 September 2023
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur menyelamatkan induk orangutan dalam kondisi kurus. Penyelamatan ini dilakukan setelah video induk orangutan itu, yang diduga sedang bersama anaknya, beredar di media sosial. Adapun keberadaan anak orangutan tersebut masih dicari.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, M. Ari Wibawanto, mengatakan video dan akun pengunggah video sudah menghilang di media sosial, ketika pihaknya melakukan penelusuran. “Video itu sudah dihapus, sumber susah dicari, tapi kami berusaha mengecek kondisi di video dan kondisi existing. Lalu ditemukan kemiripan lokasi antara video dan eksisting,” ucapnya ketika dihubungi melalui telepon.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong BKSDA Kalimantan Timur, Suriawaty Halim, menceritakan investigasi oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Tenggarong untuk mencari keberadaan orangutan itu memerlukan waktu selama 3 hari. Baru pada Sabtu, 22 September 2023, mereka melakukan penyelamatan induk orangutan tersebut. "Sementara untuk anak orangutan masih dalam upaya pencarian," kata dia.
Dari pemantauan sekilas, anak orangutan yang tengah dicari terlihat dalam kondisi sehat, namun tim akan tetap mencarinya. "Semoga segera dapat ditemukan untuk dapat diselamatkan," kata Ari.
Sementara itu induk orangutan berada dalam pengawasan ketat tim medis. "Kami akan lakukan upaya-upaya medis yang diperlukan untuk memastikan kesehatannya agar layak untuk dilepasliarkan kembali ke alam," katanya.
Ari mengaku belum dapat memberikan perincian penyebab kurusnya kondisi induk orangutan tersebut. "Apakah orangutan itu sakit atau karena sebab lain," ujarnya.
Rencananya induk orangutan tersebut akan dirawat di Center of Orangutan Protection (COP) di Berau, Kalimantan Timur.
Upaya penyelamatan induk orangutan dilakukan di lokasi pertambangan PT. IDXM yang berbatasan dengan lokasi pertambangan PT. GAM di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Menurut Ari, lokasi penemuan induk orangutan dan anaknya itu tidak berada di areal IKN. Lokasinya di Kabupaten Kutai Timur jaraknya cukup jauh dari areal IKN. Di wilayah tersebut juga ditemukan empat orangutan lain dalam kondisi sehat. Lokasi mereka masih memiliki tutupan hutan yang baik, sehingga terdapat ketersediaan pakan. Mereka akan dibiarkan dalam habitatnya.
"Upaya perlindungan terhadap satwa liar wajib dilakukan oleh semua pihak sesuai amanat yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan. Untuk itu kami menghimbau seluruh pihak agar ikut menjaga kelestarian orangutan serta menjaga habitatnya,” kata Ari.
Olah data Auriga Nusantara mengungkapkan konsesi PT Ganda Alam Makmur (GAM) yang merupakan habitat orangutan berupa hutan alam seluas 58 hektare dan non hutan alam seluas 330 ha. Sedangkan konsesi PT PT Indexim Alamindo (IDXM) juga merupakan habitat orangutan berupa hutan alam seluas 60 ha dan non hutan alam seluas 686 ha. Peneliti spesies Auriga Nusantara, Riszky Is Hardiyanto, menyebutkan kawasan konsesi keduanya berada dalam habitat orangutan, berdasarkan data habitat satwa tahun 2016. Data habitat ini perlu riset baru, karena data yang ada sudah berumur 5 - 10 tahun.
SHARE