Kebakaran Hutan Akan Memperlambat Pemulihan Lapisan Ozon
Penulis : Aryo Bhawono
Karhutla
Sabtu, 05 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Meningkatnya kebakaran hutan di tengah peningkatan suhu dunia berdampak pada lambatnya pemulihan lapisan ozon. Hasil pengamatan satelit pun menunjukkan asap kebakaran hutan di Australia dua tahun lalu juga berdampak pada lapisan yang melindungi bumi dari sinar UV berbahaya.
Sebuah studi, yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan kebakaran hutan besar menciptakan asap yang membubung ke atmosfer, menimbulkan serangkaian reaksi kimia, hingga menyebabkan hilangnya ozon.
Para ilmuwan memperkirakan total kehilangan ozon dalam satu bulan saja, yakni Maret 2020, mencapai 1 persen. Fakta ini dapat menghambat kemajuan yang dibuat untuk mempertahankan ozon dalam beberapa dekade terakhir atas pelarangan pembuangan bahan kimia yang merusak lapisan ozon.
Pada pertengahan garis lintang lapisan ozon pulih pada tingkat sekitar 1% per dekade atas larangan pembuangan bahan kimia ke udara. Pemimpin penelitian dari Institut Teknologi Massachusetts AS, Prof Susan Solomon, menyebutkan kerusakan akibat kebakaran hutan akan memperlambat hal ini.
Alhasil kerja keras yang dilakukan dunia untuk mengurangi klorofluorokarbon (bahan kimia perusak ozon yang pernah digunakan dalam semprotan aerosol) tidak membuahkan hasil di daerah yang mengalami kebakaran hutan ekstrim.
"Harapan terbaiknya adalah kita juga mengurangi gas pemanasan global dan berhenti meningkatkan kebakaran hutan, tapi itu jelas lebih sulit," katanya kepada BBC News.
Mengomentari penelitian ini, Prof Clare Murphy dari University of Wollongong, mengatakan hilangnya ozon kemungkinan akan berulang selama beberapa kali kebakaran hebat. Hal ini diperkirakan akan meningkat dengan perubahan iklim dalam beberapa dekade mendatang.
"Setiap perlambatan dalam pemulihan ozon di pertengahan garis lintang akan meningkatkan paparan radiasi UV secara keseluruhan untuk orang Australia dan karenanya dapat berdampak pada terjadinya kanker kulit di masa depan," kata dia.
Sebuah panel ilmuwan yang berpengaruh memperingatkan dalam sebuah laporan penting pada hari Senin lalu (28/2) bahwa perubahan iklim menyebabkan lebih seringnya cuaca ekstrim, termasuk kebakaran hutan, banjir, dan badai.
SHARE