Cara Srilanka Hadapi Ikan Invasif: Kerahkan Mancing Mania

Penulis : Aryo Bhawono

Ekosistem

Sabtu, 04 Oktober 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Pemerintah Sri Lanka mengimbau penduduknya untuk memancing dan memasak ikan invasif di perairan tawar negara itu. Ikan invasif, seperti ikan gabus hingga piranha, diketahui telah menyebar dan mengancam ekosistem air tawar negara itu. Namun mustahil untuk ditangkap dengan jaring karena gigi mereka sangat tajam.

Kementerian Perikanan Sri Lanka meluncurkan kampanye nasional pengendalian ikan invasif dengan menyelenggarakan kompetisi memancing di sebuah waduk di distrik Kurunegala bagian tengah. Lebih dari 1.000 pemancing diinstruksikan untuk hanya menangkap ikan predator yang ditentukan.

Sekretaris Kementerian, Kolitha Kamal Jinadasa, menegaskan pelarangan impor, penjualan, dan pengangkutan ikan gabus raksasa, ikan pisau, ikan gar aligator, dan piranha hidup sejak 20 September lalu. Orang-orang yang memelihara spesies ikan invasif itu di rumah atau akuarium pribadi diberi waktu tiga bulan untuk mendaftarkannya kepada pihak berwenang.

"Tidak mudah menangkap mereka dengan jaring, karena mereka sangat agresif dan gigi mereka sangat tajam," kata Jinadasa kepada ratusan pemancing selama kompetisi yang menargetkan ikan gabus di Waduk Deduru Oya.

Ikan gabus raksasa (Ophicephalus micropeltes). Sumber: USGS

Dalam satu hari, kata dia, pemancing  bisa mengeluarkan sejumlah besar ikan dari lingkungan alami. Kemudian populasinya bisa dikendalikan. 

Pengerahan para mancing mania itu bisa dibilang sukses meski mereka hanya berhasil menangkap 22 ekor ikan gabus dengan berat antara dua hingga empat kilogram.

Penghobi pancing, N. A. V. Sandaruwan, 37 tahun, memenangkan hadiah utama sebesar 20.000 rupee (66 dolar AS) dan sebuah joran serta gulungan pancing.

"Saya hampir mendapatkan ikan gabus besar lainnya, tetapi berhasil lolos," katanya.

Para pejabat juga mendorong para peserta untuk membawa pulang hasil tangkapan mereka dan memasaknya, meskipun ikan gabus biasanya bukan spesies yang dikonsumsi penduduk setempat.

Dua pemancing dari India, Dinesh Kumar dan Raj Thilak, mengikuti kompetisi tersebut tetapi keduanya tidak berhasil mendapatkan ikan gabus.

"Ada hari-hari kita dapat satu, ada hari-hari tidak, tapi begitulah memancing," kata Kumar kepada AFP.

Jinadasa berharap bahkan ada potensi pariwisata dari kampanye untuk membersihkan perairan Sri Lanka dari spesies invasif tersebut. Ia menyebutkan ikan gabus, yang dapat tumbuh hingga lebih dari satu meter, berkembang biak dengan cepat di waduk Deduru Oya, mengancam spesies asli yang lebih kecil.

SHARE