Jendela Kaca: Ternyata Zona Mematikan bagi Burung

Penulis : Aryo Bhawono

Satwa

Sabtu, 10 Agustus 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Jendela kaca menjadi petaka bagi burung. Total kematian burung akibat kasus tabrakan dengan jendela di AS saja sekitar 1 miliar per tahun. 

Sebagai perbandingan, angka kematian orang akibat tabrakan dan kecelakaan kendaraan bermotor di seluruh dunia 1,19-1,25 juta per tahun.

Sekelompok ornitologis (pakar burung) dari Fordham University Graduate School of Arts and Sciences; The NYC Bird Alliance,Inc; dan Max Planck Institute of Geoanthropology menemukan bukti bahwa ada lebih banyak burung yang mati karena menabrak jendela kaca, lebih dari yang selama ini diperkirakan.  

Studi mereka berjudul ‘Rehabilitation outcomes of bird-building collision victims in the Northeastern United States’ merekam ribuan burung menabrak jendela kaca. 

Gagak, burung ini termasuk dalam burung kicau, namun bukan terkenal krena keindahannya melainkan tingkat kecerdasannya. Sumber: Cat/Flickr

Sebelumnya, berbagai penelitian telah menyebutkan betapa celakanya jendela kaca bagi burung-burung. Mereka tidak melihat kaca dan langsung menabraknya hingga menyebabkan kematian. 

Penelitian-penelitian tersebut banyak menyebutkan masih ada peluang burung tetap hidup. Mereka yang menabrak kaca jatuh lalu bangkit lagi untuk terbang. Meski ada juga yang jatuh dan mengalami cacat permanen. Ada juga tabrakan yang mengakibatkan cedera pada burung yang  mungkin tidak pulih.

Para ilmuwan telah memperkirakan bahwa ratusan juta burung mati setiap tahun di AS saja karena tabrakan dengan jendela. Penelitian baru ini menunjukkan bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi.

Sebagian besar perhitungan tabrakan dengan jendela diperoleh dengan menambahkan jumlah burung mati yang ditemukan di tanah di bawah jendela. Namun jumlah tersebut gagal mempertimbangkan jumlah burung yang selamat dari tabrakan awal tetapi mati kemudian karena cedera.

Tim peneliti mempelajari data dari delapan negara bagian mengenai 3.100 kasus tabrakan burung selama tahun 2016 hingga 2021. Mereka menemukan bahwa sebagian besar burung yang ditemukan dan dirawat tetap mati karena cedera yang dideritanya dalam tabrakan tersebut. Lebih khusus lagi, mereka menemukan tingkat kematiannya sebesar 60 persen, terutama karena cedera otak.

Mereka mencatat bahwa bukan hal yang aneh bagi seekor burung untuk bangun setelah tabrakan dan terbang menjauh, seolah-olah tidak terluka. Padahal banyak dari burung tersebut mengalami jenis gejala yang sama seperti pada orang-orang dalam kecelakaan mobil, seperti pembengkakan otak yang hampir selalu menyebabkan kematian. 

Pertimbangan  kasus-kasus seperti itu membuat jumlah total kematian burung akibat tabrakan jendela meningkat menjadi sekitar 1 miliar per tahun di AS.

Tim tersebut mencatat bahwa mencegah kematian burung akibat tabrakan jendela relatif mudah—hanya perlu menempelkan selotip atau stiker ke jendela dan mematikan lampu di belakangnya selama musim migrasi.

SHARE