Eliona dan 11 Orangutan Kalimantan Kembali ke Rumah

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Selasa, 14 November 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Pekan lalu, sebanyak 12 orangutan kalimantan (Pongo pygmaues) dilepasliarkan kembali ke alam setelah bertahun-tahun menghuni pusat perawatan dan rehabilitasi yang dikelola Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), setelah dinyatakan telah mandiri dan dapat hidup di alam bebas.

Empat individu spesies dilindungi ini dilepas di kawasan Kehje Sewen, di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), dan 8 individu lainnya dilepasliarkan di Hutan Lindung Batikap, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Empat individu yang dilepasliarkan di hutan Kehje Sewen yakni Eliona, Dias, Ozi dan Gami. Mereka dilepasliarkan pada Kamis (9/11/2023) pekan lalu. Menurut keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pelepasliaran 4 orangutan yang "lulus" dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Yayasan BOS, ini membutuhkan waktu sekitar 2 hari dan 1 malam dengan menggunakan mobil dan perahu secara bergantian. Adapun 8 individu yang dilepas di Batikap diangkut naik helikopter, karena kondisi jalan yang rentan longsor.

Menurut Yayasan BOS, Eliona sebelumnya merupakan orangutan yang sempat menjadi satwa peliharaan, yang kemudian diserahkan warga Yogyakarta pada 15 Agustus 2001 silam. Saat diserahkan usianya sekitar 3,5 tahun.

Eliona dan 11 orangutan kalimantan lainnya akhirnya kembali ke alam setelah bertahun-tahun menghuni pusat perawatan dan rehabilitasi satwa Yayasan BOS di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Foto: Yayasan BOS.

Sama seperti Eliona,  Dias juga merupakan orangutan peliharaan yang diserahkan oleh warga Banjar Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 24 Agustus 2001. Dias dipelihara warga tersebut sampai usia 3,5 tahun.

Selanjutnya Ozi merupakan orangutan jantan dewasa berusia lebih dari 30 tahun dan sudah memiliki bantalan pipi (cheek pad). Ozi merupakan orangutan yang pada September 2019 lalu diselamatkan saat ditemukan dalam kondisi lemas di aliran sungai di sekitar kebun sawit PT KMS/REA di Kaltim.

Orangutan lain yang dilepasliarkan di hutan Kehje Sewen adalah Gami. Gami juga adalah orangutan jantan berusia sekitar 30 tahun. Ia juga satwa yang sebelumnya diselamatkan dari konsesi tambang PT Indominco di Bontang, Kaltim, pada November 2021.

Sementara itu 8 individu lainnya yakni Taco, Carlos, Melanie, Cici, Rajawali, Ocie, Juki dan Batola, dilepasliarkan di Hutan Lindung Batikap, Kalteng, pada 6-7 November 2023. Pelepasliaran 8 orangutan di Kalteng ini juga dilakukan melalui proses yang cukup rumit.

Proses ini dimulai dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng milik Yayasan BOS, orangutan dibawa melalui perjalanan darat sampai ke Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Di Kuala Kurun, tepatnya di Bandar Udara Sangkalemu, orangutan diangkut menggunakan helikopter yang disewa dari PT SGI. Dari Bandara Sangkalemu, orangutan-orangutan itu kemudian diterbangkan langsung ke titik-titik pelepasliaran di jantung Hutan Lindung Bukit Batikap.

Taco diketahui merupakan orangutan yang diselamatkan dari warga Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Orangutan ini tiba di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng pada 20 Mei 2009. Saat itu, ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 3,7 kg dan tanpa induk.

Kemudian Carlos, adalah orangutan tanpa induk yang juga diselamatkan dari warga Desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, pada Februari 2004 silam. Saat tiba di Pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, ia masih berusia 1 tahun dengan berat badan 2,8 kilogram.

Selanjutnya Melanie, diselamatkan oleh tim gabungan dari Yayasan BOS dan BKSDA Kalteng dari seorang warga Buntok, Kalteng, pada 26 Agustus 2013. Saat tiba di Nyaru Menteng, orangutan betina ini masih berusia 3,5 tahun dengan berat badan 12 kilogram.

Berikutnya, Cici merupakan orangutan yang didatangkan dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari pada 28 November 2013. Sebelumnya, Cici telah melewati tahapan rehabilitasi di sana selama 10 tahun. Pada awalnya ia diserahkan BKSDA DKI Jakarta pada 8 Januari 2003. Saat itu, ia masih berusia sekitar 3-4 tahun.

Lalu orangutan Rajawali, ia merupakan orangutan yang sebelumnya diselamatkan dari warga Kota Palangkaraya, Kalteng, pada 21 November 2011 melalui operasi gabungan dari Tim Wildlife Rescue BKSDA Kalteng dan Yayasan BOS. Saat diselamatkan, orangutan jantan ini masih berusia 1 tahun dengan berat badan 4,9 kilogram.

Orangutan lainnya, Ochie adalah orangutan betina yang diselamatkan dari Kalbar pada 24 Desember 2008. Saat diselamatkan ia masih berusia 2 tahun dengan berat badan 5,7 kilogram.

Sama seperti Taco, orangutan Juki juga merupakan orangutan yang diselamatkan setelah dipelihara oleh warga Ketapang, Kalbar, oleh BKSDA setempat pada 28 Maret 2003 bersama satu orangutan lain bernama Susi. Juky kecil saat itu masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 7 kg.

Terakhir, Batola adalah orangutan yang diselamatkan dari Kota Banjarmasin, Kalsel, dan tiba di Nyaru Menteng pada 19 Desember 2007. Saat itu orangutan jantan ini berusia 5 tahun dengan berat 19 kilogram.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, M. Ari Wibawanto, mengatakan dengan langkah ini, pihaknya tidak hanya membebaskan orangutan ke habitat aslinya, tetapi juga membuka pintu harapan bagi kelangsungan hidup spesies ini dan ekosistem yang mereka huni. Kerja sama yang baik antara BKSDA Kalimantan Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah telah menghasilkan dampak positif yang akan terasa jauh ke masa depan.

"Semoga langkah ini menginspirasi banyak pihak untuk ikut serta dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia," kata Ari dalam keterangan resminya, 9 November 2023 lalu.

SHARE