Kolapsnya Ekologi Dunia Bisa Lebih Cepat Dari Prediksi Sebelumnya

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Senin, 26 Juni 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Studi terbaru memprediksi bahwa kolapsnya ekologi dunia akan dimulai lebih cepat dari yang diyakini sebelumnya. Para peneliti memodelkan bagaimana titik kritis dapat memperkuat dan mempercepat satu dengan lainnya. 

Berdasarkan temuan ini, penulis studi memperingatkan bahwa lebih dari seperlima ekosistem di seluruh dunia, termasuk hutan hujan Amazon, berisiko mengalami kerusakan dahsyat dalam masa hidup manusia.

“Hal ini bisa terjadi segera,” kata Prof Simon Willcock dari Rothamsted Research, yang ikut memimpin penelitian tersebut, dikutip Guardian, Jumat, 23 Juni 2023. “Secara realistis kita bisa menjadi generasi terakhir yang melihat Amazon,” tambahnya. 

Penelitian tersebut terbit di Nature Sustainability, Kamis, 22 Juni 2023. Hasilnya juga kemungkinan akan menimbulkan perdebatan sengit. Berbeda dengan kaitan yang telah terbukti secara meyakinkan antara bahan bakar fosil dan pemanasan global, ilmu tentang titik kritis dan interaksinya relatif belum berkembang.

Hutan Amazon yang hancur usai kebakaran hutan pada 2019. Foto: Victor Moriyama/Greenpeace International

Sebaliknya Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), yang merupakan badan penasihat sains utama PBB, lebih berhati-hati. Dalam laporan terbarunya, disebut ada kemungkinan titik kritis di Amazon pada tahun 2100.

Namun, beberapa ilmuwan terkemuka yang berbasis di Brasil, termasuk Carlos Nobre, telah memperingatkan bahwa ini mungkin terjadi lebih cepat. Studi baru menggarisbawahi prospek yang mengkhawatirkan ini. Ia mengamati bahwa sebagian besar penelitian hingga saat ini berfokus pada satu penyebab kehancuran, seperti perubahan iklim atau deforestasi. Namun jika menggabungkan ini dengan ancaman lain, seperti tekanan air, degradasi, dan pencemaran sungai akibat penambangan, kerusakan akan terjadi lebih cepat.

Sebagai contoh, Danau Erhai di China runtuh lebih cepat dari perkiraan sebagian besar pengamat. Menurut Willcock, ini karena proyeksi didasarkan pada satu faktor, yakni limpasan pertanian yang membebani sistem air dengan kelebihan nutrisi. Tetapi tekanan lain turut memperparah dan mempercepat degradasi ini. Ketika variasi iklim, pengelolaan air, dan bentuk polusi lainnya menyatu, sistem danau dengan cepat kehilangan ketahanannya.

Secara keseluruhan, tim yang terdiri dari ilmuwan dari universitas Southampton, Sheffield dan Bangor, serta Rothamsted Research, mengamati dua ekosistem danau dan dua hutan, menggunakan model komputer dengan 70.000 penyesuaian variabel. 

Mereka menemukan bahwa hingga 15 persen keruntuhan terjadi sebagai akibat dari tekanan baru atau kejadian ekstrem, bahkan ketika tekanan utama dipertahankan pada tingkat yang konstan. Pelajaran yang mereka pelajari adalah bahwa bahkan jika satu bagian dari suatu ekosistem dikelola secara berkelanjutan, tekanan baru seperti pemanasan global dan peristiwa cuaca ekstrem dapat menyebabkan keseimbangan menuju keruntuhan.

Meski mengakui ruang lingkup penelitian itu terbatas, penulis mengatakan hasil menunjukkan perlunya pembuat kebijakan untuk bertindak dengan lebih mendesak.

“Studi sebelumnya tentang titik kritis ekologi menunjukkan biaya sosial dan ekonomi yang signifikan dari paruh kedua abad ke-21 dan seterusnya. Temuan kami menunjukkan potensi biaya ini terjadi lebih cepat,” kata rekan penulis Prof John Dearing.

Willcock menyebut temuan itu "mengerikan", tetapi mengatakan pendekatan ini - analisis melalui dinamika sistem - juga memiliki potensi positif karena menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam suatu sistem dapat berdampak besar. 

Meskipun studi tersebut berfokus pada aspek negatif dari sedotan yang merusak bagian belakang ekosistem, Willcock mengatakan hal yang sebaliknya juga bisa terjadi. Danau Erhai, misalnya, sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

“Logika yang sama dapat bekerja secara terbalik. Berpotensi jika Anda menerapkan tekanan positif, Anda dapat melihat pemulihan yang cepat,” kata Willcock. Namun ini harus dilakukan secara cepat. 

SHARE